IJN - Aceh Timur | Masyarakat Kecamatan Indra Makmu, Kabupaten Aceh Timur, sangat kecewa dengan hasil pengerjaan proyek pembangunan jalan tepatnya di kawasan Kuta Binje - Alue Ie Mirah, yang diduga asal asalan.
Pasalnya, pengaspalan jalan yang baru selesai dikerjakan kondisinya sudah rusak. Dari pantauan awak media, proyek bernomor kontrak 235-AC/UPTD-WIL-II/PUPR/APBA2018 dengan nilai Rp 2.210.763.000, bersumber dana APBA Otsus dan dikerjakan oleh CV. Dua Sahabat yang baru selesai dikerjakan tersebut mulai pecah dan terlihat banyak berlubang.
Salah seorang Tokoh Pemuda di Kecamatan Indra Makmu, M. Nuraki kepada media ini mengatakan, proyek pengaspalan jalan ini semestinya dikerjakan dengan baik. Karena jalan ini dibangun untuk dipergunakan masyarakat.
"Rusaknya jalan yang baru selesai dibangun tersebut diduga akibat pihak pelaksana proyek dalam pengerjaannya tidak sesuai dengan spesifikasi tehnik," kata Nuraki kepada media ini, Kamis 03 Januari 2018.
Menurutnya, buruknya kualitas pelaksanaan proyek tersebut diduga karena lemahnya pengawasan yang dilakukan pihak konsultan pengawas dari PT. Genta Prima Pertiwi.
"Kalau kita lihat, ketebakan aspal tersebut tipisnya seperti kartu ATM. Hal itu dikarenakan lemahnya pengawasan dari pihak konsultan pengawas, sehingga pihak rekanan bekerja asal jadi dan diduga demi mengeruk keuntungan besar," ujarnya.
Karena itu, sambung Nuraki, kami meminta kepada pihak penegak hukum khususnya Polres dan Kejaksaan Negeri Aceh Timur dapat segera memproses permasalahan ini. Karena sudah jelas bahwa pengerjaan proyek tersebut merugikan negara.
"Semestinya pihak konsultan pengawas dapat bekerja secara profesional, sehingga kualitas pekerjaan itu dapat dinikmati masyarakat," imbuh Nuraki.
Terkait adanya pemberitaan yang mengabarkan bahwa rusaknya jalan yang baru dikerjakan itu, Nuraki mengatakan jika pihak pelaksana proyek bekerja sesuai spesifikasi tehnik, tidak mungkin jalan itu langsung rukak.
"Walaupun jalan di lintasi truk bermuatan sawit, tidak mungkin jalan yang baru selesai di aspal itu rusak, kalau tidak karena buruknya kualitas pekerjaan itu," pungkas Nuraki.
Hingga berita ini ditayangkan, awak media belum mendapat keterangan dari pihak terkait.(LI)