08 Jun 2019 | Dilihat: 527 Kali
Ditolak Rujukan di Pukesmas, Muhammad Nawawi Terpaksa Dirujuk Pakai Sepmor
Muhammad Nawawi warga Desa Teupin Pukat, Kecamatan Nurussalam, Aceh Timur. Sabtu (8/6/2019) Foto : (Indojayanews.com/Mhd Fahmi Zuhir).
IJN - Aceh Timur | Kisah pilu yang terjadi terhadap Muhammad Nawawi (16) anak dari pasangan Ismail (63) dan Nurul Bismi (50) warga Desa (Gampong red-) Teupin Pukat, Kecamatan Nurussalam, Aceh Timur, terpaksa dirujuk oleh keluarganya ke RSU Graha Bunda dengan menggunakan sepeda motor dari Puskesmas Nurussalam- Bagok.
Menurut cerita Ismail (66) ayahanda Muhammad Nawawi saat dijumpai wartawan Sabtu 8 Juni 2019 di rumah sakit Graha Bunda menggatakan, dirinya merujuk anaknya dengan sepeda motor, karena tidak mampu membayar ongkos Ambulance yang dikenakan sebesar Rp150 Ribu oleh petugas Puskesmas Nurussalam.
“Anak saya demam tinggi, saya duga dia terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD), karena kakaknya Suraya(18) baru saja satu hari pulang dari rawatan RSU Graha Bunda karena terjangkit DBD juga,” kata Ismail. Karena khawatir anaknya Muhammad Nawawi, juga DBD maka Ia meminta pihak Puskesamas Bagok, untuk merujuk anaknya ke RSU Graha Bunda.
“Akan tetapi, saya terkejut ketika petugas Puskesmas mengatakan anak saya tidak dapat diagnosa penyakit apa, hingga tidak dapat dirujuk dengan ambulance. Mereka mau merujuk pakai ambulance, jika saya mau membayar ongkos ambulance Rp150 Ribu, saya heran apa ini peraturan baru,” akui Ismail.
Karena tidak ada biaya untuk bayar ongkos ambulance, akhirnya Muhammad Nawawi, tanpa surat rujukan dibawa oleh keluarganya dengan mengunakan sepeda motor dari Bagok ke UGD RSU Graha Bunda Idi dengan jarak tempuh 14 KM.
“Anak saya diterima di UGD Graha Bunda karena emergensi, saat ini anak saya masih dalam perawatan medis di RSU Graha Bunda. Saya kecewa, seharusnya hal ini tidak terjadi, karena anak saya terdaftar BPJS,” ketus Ismail.
Sementara itu Kepala Puskesmas Nurussalam, Sofyan kepada wartawan mengatakan, memohon maaf atas sedikit kekeliruan terjadi kepada pasien tersebut.
“Persyaratan BPJS kalau demam biasa tidak boleh di rujuk, karena dapat ditangani oleh Puskesmas. Selama ini pihak kita ada 16 rujukan yang ditolak BPJS,” kata Kepala Puskesmas.
Tambahnya, terhadap kejadian hari ini, ia mengakui ada sedikit kurangnya koordinasi para perawat yang bertugas dengan dokter atau dengan atasan yang bertanggungjawab dalam hal ini.
“Selama ini kita tidak ada kendala apapun, kita juga tidak pernah menolak pasien emergency seperti ini untuk di rujuk. Semua pasien yang membutuhkan rujukan dirujuk dengan ambulance seperti biasanya. Seperti kakak pasien ini, sebelumnya beberapa hari yang lalu, Ia kita rujuk dengan ambulance ke RSU Graha Bunda setelah mendapat hasil diagnosa dan atas perintah dokter yang bertugas di Puskesmas,” pungkas Sofyan.
Penulis : Mhd Fahmi
Editor : Rudi H