21 Apr 2020 | Dilihat: 1558 Kali

Eumpang Breuh Bantuan Corona 1,2 Miliar dari APBA Harus Diusut Tuntas

noeh21
Foto: Ist (Kolase)
      
IJN - Banda Aceh | "Dana bencana memang empuk dan rawan dikorup," begitu ungkap mantan pekerja di BRR Aceh-Nias, Usman lamreueng, kepada Media INDOJAYANEWS.COM, Selasa 21 April 2020.

Menurut Usman, alasan mendesak dan harus segera dalam penanganan bencana, terkadang dimanfaatkan oleh oknum pejabat dalam mencari keuntungan pribadi dan kelompok. 

"Semua paham, dana bantuan bencana itu paling rentan dikorupsi. Aneka alasan akan dibuat, bahkan terkadang ada yang berani melakukan hal-hal fiktif atau volume tidak tercapai," kata Usman Lamreung.

Akademisi Universitas Abulyatama Aceh Besar, ini mengatakan sebagai masyarakat Aceh, dirinya tidak ingin jika ada penyelewengan dana penanganan covid-19 yang dianggap sangat rawan korupsi, apalagi dengan uang 1,7 triliun yang dianggap sangat fantastis.

"Kita tidak ingin dalam pengadaan dan penyaluran sembako covid-19 oleh Dinas Sosial Aceh untuk masyarakat yang terdampak corona terjadi penyelewengan, korupsi dan pemborosan," ungkapnya.

Baru-baru ini, kata Usman, publik dikejutkan oleh pemberitaan salah satu media terkait pembagian 61.000 paket sembako untuk masyarakat Aceh melalui program Jaring Pengaman Sosial Covid-19, yang menghabiskan anggaran Rp 14 Miliar.

"Pengadaan goody bag atau eumpang baluem yang disablon dengan logo Pemerintah Aceh menyerap anggaran sebesar Rp 1.200.000.000, untuk 60.000 unit goody bag atau empang balum. Harga per unit Rp 20.000," bebernya.

"Ini kan gila. Gak masuk akal, habis anggaran sampai Rp 1,2 miliar hanya untuk kantong beras. Ini harus didalami, bila perlu diusut tuntas oleh pihak terkait," tegas Usman.

Usman, menyebut hal itu patut dicurigai ada permainan antara pejabat terkait dengan rekanan pengadaan beras dan eumpang breuh. "Walau dalam keadaan bencana, ini adalah permainan yang kasar, perlu didalami," desak magister UGM ini. 

Menurut Usman, Kepala Dinas Sosial Aceh Alhudri tak perlu membayar harga kantong beras itu, karena menurutnya harga sablon goni beras sudah termasuk dalam pembelian harga beras.

"Coba datang ke pabrik-pabrik padi besar di Tiro, Pidie, kita tak perlu beli karung beras saat order beras. Harga beras sudah termasuk dengan karungnya," kata Usman. 

"Kalau mau karung dengan desain khusus, tinggal kita negosiasi model saja. Apalagi order dalam jumlah sangat besar. Jadi, kami minta hal ini didalami, apakah sekedar pemborosan atau ada skandal korupsi atau fee di baliknya," pungkas dia. (Red)
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas