IJN - Kendal | Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) Jateng terus mendorong Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Jawa Tengah produktif dalam program pembinaan kemandirian.
Terbaru, dalam upaya mendukung program ketahanan pangan nasional, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Terbuka Kendal melakukan inovasi. Salah satu langkah konkrit yang dilakukan adalah dengan mengembangkan budidaya pisang jenis Morosebo.
Jenis pisang ini dipilih karena memiliki potensi ekonomi yang tinggi dan cocok dengan kondisi tanah di area Lapas Terbuka Kendal.
Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Terbuka Kendal menanam tanaman pisang jenis Morosebo di kawasan pembinaan Lapas Produktif Kendal.
Dengan didampingi para petugas Lapas, warga binaan dengan penuh semangat menyiapkan tempat penamanan sampai dengan membantu proses penamanan, Rabu 30 Oktober 2024.
Pisang jenis Morosebo dipilih karena memiliki keunggulan dari segi produktivitas dan daya tahan terhadap penyakit. Jenis pisang ini juga memiliki rasa yang manis dan tekstur yang baik, sehingga banyak diminati oleh pasar lokal maupun nasional.
Selain itu, Morosebo dikenal mampu beradaptasi dengan baik di tanah yang subur dan membuatnya menjadi pilihan ideal untuk dikembangkan.
Kepala Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah, Tejo Harwanto melalui Kepala Lapas Terbuka Kendal, Roni Darmawan mengatakan pengembangan budidaya pisang Morosebo ini bukan hanya difokuskan pada peningkatan produksi pangan, tetapi juga sebagai sarana pembinaan kemandirian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
“Budidaya pisang ini adalah bagian dari upaya kami untuk memberdayakan WBP. Mereka dilibatkan secara aktif dalam seluruh proses, dari penyiapan lahan hingga panen. Harapannya, keterampilan ini akan menjadi bekal yang berguna saat mereka kembali ke masyarakat,” ujar Roni.
Sebagai informasi, diarea lahan Lapas Terbuka Kendal terdapat bebarapa jenis pisang yang sudah ditanam sebelumnya dan sudah produktif, antara lain pisang Ambon, pisang Raja, pisang Susu.
"Kami ingin memanfaatkan lahan yang ada secara optimal dan menjalankan program-program yang bermanfaat, baik bagi warga binaan maupun masyarakat sekitar. Selain itu, program ini juga menunjukkan bahwa Lapas tidak hanya tempat penahanan, tetapi juga pembinaan dan pemberdayaan, dengan warga binaan berkontribusi langsung dalam mendukung program ketahanan pangan nasional yang sedang digaungkan oleh pemerintah," pungkas Roni.
Terpisah, Kepala Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah, Tejo Harwanto mengimbau agar Lapas bisa menghasilkan bahan kebutuhan pangan secara mandiri.
"Lapas agar bekerja secara produktif mengelola sawah, kebun hingga peternakan. dengan begitu kita bisa memproduksi bahan pangan secara mandiri, sehingga bisa mewujudkan warga binaan yang mandiri pula,"ucapnya.
"Dengan terus dikembangkannya berbagai jenis tanaman, Lapas Terbuka Kendal tidak hanya bermanfaat secara internal, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata bagi ketahanan pangan dan perekonomian lokal," pungkasnya. (Ril)