21 Nov 2024 | Dilihat: 113 Kali

Panwaslih Aceh Singkil Harus Lebih Terbuka Kepada Media

noeh21
Pemerhati Aceh Singkil, Sadryansyah Berutu, S.IP, | (Foto Dok Pribadi)
      
IJN -  Aceh  Singkil | Pencoblosan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024 tinggal hitungan hari yang akan dilakasanakan pada 27 November 2024. Semestinya pihak Panitia pengawas pemilihan (Panwaslih) Kabupaten Aceh Singkil dapat bekerjasama dengan baik membuka ruang publik informasi Pemilukada dengan Jurnalis baik lokal maupun luar daerah dan bukan hanya segelitir media panwaslih kenal saja. 

Hal tersebut mendapatkan keritikan salah seorang pemerhati Aceh Singkil yang juga alumni Ilmu Politik Fisip Universitas Syiah Kuala, (USK) Sadryansyah Berutu, S.IP, kepada awak media, Kamis 21 November 2024. Menyikapi kegiatan sosialisasi peran media yang diselenggarakan Panwaslih setempat, 20 November 2024, di aula Desa Gosong Telaga Selatan, Singkil Utara, dengan hanya menghadirkan beberapa Jurnalis yang ada didaerah setempat.

Menurut sarjana politik, peran media sebagai pilar keempat dalam pelaksanaan pesta demokrasi pemilihan kepala daerah ini sangat penting dalam penyaluran atau penyebaran informasi kepada masyarakat khususnya Aceh Singkil. 

Sambung Sadry, media bukan hanya sebagai berperan mengawasi, mengevaluasi dan mengingatkan kinerja, mengawasi dan memberi kritikan terhadap siapapun yang memimpin lembaga legislatif, eksekutif dan lembaga-lembaga yang terkait penegakan hukum. Tetapi media juga perlu mengangkat atau merespons isu yang berkembang di dalam masyarakat baik terkait ekonomi, politik, hukum, pendidikan, kebudayaan dan hal lain.

"Pembatasan yang terkesan pengkotak-kotakan jurnalis oleh pihak Panwaslih Aceh Singkil dalam sosialisasi peran media tersebut, menjadi tanda tanya besar," sebut Sadry.

Sadry mengatakan, dalam sebuah tulisan di situs resmi UGM (Universitas Gadjah Mada) memberikan fakta bahwa media mainstream (media lokal) menjadi pilihan masyarakat dalam meraih informasi. 

"Di sini dapat kita lihat dari banyaknya GWA (Group WhatsApp) yang menghimpun bundle bundle berita, masyarakat diringankan dalam mencari informasi hanya dengan 1 klik. Artinya adalah, Panwaslih Aceh Singkil harusnya lebih terbuka kepada media lokal, jurnalis yang ada di Aceh Singkil bukan hanya memilih beberapa media saja," kata Sadry. 

Lanjut Sadry, aneh rasanya dengan Panwaslih Aceh Singkil hanya melibatkan 10 media saja dalam sosialisasi peran media. Sementara banyak jurnalis, insan pers daerah setempat, bahkan ada media yang telah terverifikasi dewan pers juga tidak dilibatkan, ada apa ini," sebut Sadry. 

"Selain menjadi tanda tanya besar dengan kinerja Panwaslih Aceh Singkil, hal itu juga membuat banyak rekan-rekan media yang kecewa. Kalau alasan anggaran, kami masyarakat awam ini ingin tahu sebesar Rp.6,5 Miliar itu kemana saja alur penggunaan dananya, sampai untuk kegiatan demikian pihak Panwaslih menjawab kurang dana,"ujarnya.

"Kita sepakat mengawasi secara bersama untuk kesuksesan pilkada di Aceh Singkil, seluruh instrumen penyelenggaraan, seluruh APH, seluruh civil society, dan kandidat. Kita ingin pilkada damai, bersih, jujur dan sehat. Jadi  kita harus hati-hati dalam menjalankan peran, konon hari semakin dekat jangan ada kesalahan yang bisa menyebabkan ketimpangan di masyarakat,"tutupnya.

Sementara, Ketua Panwaslih Aceh Singkil, Irwansyah Rizal saat dihubungi via sambungan whatsApp telepon selulernya mengaku sedang berada diluar daerah. Irwansyah Rizal berdalih, yang mengetahui persis kegiatan sosialisasi tersebut Plh Ketua Panwaslih, Mugi Alia Pinem.

Plh Ketua Panwaslih Aceh Singkil, Mugi Alia Pinem saat dikonfirmasi terkait sosialisasi media cetak tersebut berdalih, undangan terhadap media tersebut terbatas, karena minim anggaran.

Penulis : Erwan Syahputra
Editor : Red