IJN - Subulussalam | Pemerintah Kota Subulussalam terus memperketat pengawasan di perbatasan bagi masyarakat atau warga yang baru datang dari daerah zona merah virus corona atau Covid-19.
Bagi warga yang baru datang dari zona merah akan diperiksa di posko dan diistirahatkan selama 2 jam untuk dilakukan pemeriksan kesehatan oleh petugas. Setelah dilakukan pemeriksaan tidak ada ditemukan gejala petugas memperbolehkan pergi namun harus melakukan karantina mandiri. Namun, jika ditemukan gejala hasil pemeriksaan, warga yang bersangkutan akan dilakukan rapid tes di posko oleh petugas.
Hal itu disampaikan Walikota Subulussalam, H. Affan Alfian Bintang, SE saat memeriksa persiapan tempat karantina di posko pemeriksaan Covid-19 di Desa Jontor, Kecamatan Penanggalan, Rabu 3 Juni 2020.
Menurut Walikota Bintang, bagi warga luar Subulussalam yang datang dari zona merah bisa saja tidak dikarantina dan di rapid tes asalkan dapat menunjukkan dokumen hasil negatif Covid-19 berdasarkan Polymerase Chain Reaction (PCR) atau Rapid Test dan surat keterangan sehat dari dinas kesehatan atau rumah sakit setempat.
"Jika tidak dapat menunjukan bukti rapid test dan surat keterangan sehat dari dinas kesehatan atau rumah sakit tempat ia berasal akan dikarantina di posko. Jika tidak mau di karantina langsung disuruh putar balik," kata Walikota Bintang.
Dilokasi posko sendiri, gugus tugas percepatan penanganan pencegahan virus corona sudah menyiapkan 3 kamar dengan kapasitas empat tempat tidur bertingkat di masing-masing kamar.
Untuk alat rapid tes sendiri, kini pemerintah Kota Subulussalam memiliki 700 kit rapid tes, 400 kit diantaranya bantuan dari pemerintah provinsi yang diserahkan oleh istri Pelaksana tugas Gubernur Aceh saat berkunjung ke Kota Subulussalam beberapa hari yang lalu sedangkan 300 kit sebelumnya sudah ada disiapkan pemerintah Kota Subulussalam.
Penulis : AB
Editor : Mhd Fahmi
