IJN - Aceh Besar | Pelaksanaan penguatan syariat Islam selama tiga tahun dibawah kepemimpinan Mawardi Ali dan Waled Husaini mengalami langkah mundur beranjak periode tahun ketiga.
Akademisi Universitas Abulyatama (Unaya) Aceh, Usman Lamreung mengatakan, awal pemerintahan Mawardi Ali dan Waled Husaini ada beberapa kebijakan yang menjadi pembicaraan publik meskipun ada pro dan kontra, seperti wajib jilbab bagi pramugrari dan larangan terbang saat hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
"Meranjak tahun ketiga, sepertinya penguatan nilai-nilai Syariat Islam yang menjadi salah satu misi, nyaris tak ada alias tiarap. Bisa jadi berbagai masalah terjadi baik konflik internal ataupun dampak covid-19 sehingga kebijakan dalam penerapan syariat Islam sedikit mundur dibanding diawal kepemimpinan mereka,"kata Usman Lamreung, Selasa 4 Agustus 2020 kepada INDOJAYANEWS.COM
Ia menjelaskan, seharusnya penguatan Syariat Islam menjadi prioritas, apalagi dimasa pandemi covid-19. "Penguatan Syariat Islam tetap berjalan sesuai misi yang sudah ditetapkan, namun lebih pada penguatan nilai-nilai aqidah melalui Pendidikan Islam atau dakwah lainnya,"jelas Usman Lamreung.
Menurut Usman, penguatan Syariat Islam sangat penting, apalagi kondisi sosial ekonomi mempengaruhi terjadinya penyimpangan hukum Islam, yakni dengan maraknya masyarakat mengambil pinjaman di rentenir.
"Dengan menjamurnya rentenir diberbagai Desa dalam wilayah Aceh Besar, akan berdampak pada pendapatan ekonomi masyarakat, juga melanggar hukum dan ajaran Islam,"ujarnya Usman.
Maka seharusnya Pemkab Aceh Besar mengambil langkah cepat dan solutif agar masyarakat tidak lagi bergantung pada rentenir, bisa melalui Lembaga Keuangan Syariah dan penguatan hukum Islam dengan media dakwah.
Dalam penanganan Covid-19, Akademisi Universitas Abulyatama (Unaya) Aceh, Usman Lamreung mengajak Pemkab Aceh Besar dibawah kepemimpinan Mawardi-Waled untuk melibatkan para Ulama, Mubaliq dan tokoh adat sebagai bagian melawan covid bersama sama dengan pendekatan Syariat Islam. "Peran Ulama, Mubaliq dan tokoh adat sangat penting sebagai upaya mendorong masyarakat agar patuh anjuran protokol kesehatan,"imbuhnya
"Libatkan Ulama, mubaliq dan tokoh adat bersama-sama untuk melawan pandemik covid-19 dengan Syiar Islam dan tetap patuh pada protokol kesehatan,"demikian tutup Usman Lamreung.
Penulis: Hendria Irawan