11 Jul 2020 | Dilihat: 1483 Kali

Yunan Nasution: Saya Tidak Merasa Pernah Menghina Eks- Kombatan GAM

noeh21
Aktivis Aceh Timur, Yunan Nasution, S.H
      
IJN - Aceh Timur | Salah seorang aktifis Aceh Timur, Yunan Nasution, SH terus mendapat kecaman dari berbagai Eks-Kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pasca melontarkan kritikan terhadap salah satu Anggota DPRK setempat melalui media massa pada awal Juni lalu.

Yunan mengkritik baliho ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri milik Muhammad alias Amat Leumbeng yang menulis dirinya sebagai "Panglima GAM Asahan". Amat Leumbeng merupakan Anggota DPRK Aceh Timur dari Fraksi Partai Aceh (PA).

Menurut Yunan, penyebutan ''Panglima GAM'' di baliho yang dikonsumsi publik itu tidak tepat digunakan, karena usai Penandatanganan MoU Helsinki pada 15 Agustus 2005, GAM dan RI sepakat untuk berdamai dengan syarat dan ketentuan yang telah disepakati bersama.

"Menurut hemat saya, jika mengakui diri sebagai Panglima GAM, berarti Gerakan Aceh Merdeka masih aktif bergerilya. Sementara yang kita ketahui bersama bahwa GAM sudah berintegrasi kembali sebagai masyarakat pasca penandatanganan MoU Helsinki," ujar Yunan kepada Indojayanews.com, Sabtu, 11 Juni 2020.

Namun, sambung Yunan, jika dibaliho tersebut ditulis ''Eks Panglima GAM Asahan atau Panglima Asahan atau Mantan Panglima GAM Asahan'', dirinya tidak akan berkomentar apapun, karna kita tahu bahwa Muhammad atau Amat Leumbeng memang pernah menjadi kombatan Aktif. Bahkan namanya tidak asing bagi masyarakat Aceh Timur.

Baca juga: Yunan Nasution Minta Polda Aceh Tangkap Panglima GAM Asahan

Yunan mengaku sama sekali tidak berniat untuk menyakiti hati mantan kombatan atas kritikannya terhadap Amat Leumbeng. Namun kesalahpahaman dalam menelaah isi kritikan tersebut dan ada upaya provokasi dari oknum tertentu, sehingga menimbulkan reaksi dikalangan mantan Kombatan.

"Saya tidak pernah bermaksud untuk menghina perjuangan GAM, karna dari perjuangan itu banyak hal positif yang kita rasakan. Bahkan, orang yang saya dampingi di DPRA juga merupakan salah satu mantan kombatan, dan saya sangat menghormati mereka," ujar Yunan.

Yunan menambahkan, kritikan dirinya beberapa waktu yang lalu hanya tertuju kepada oknum DPR tersebut, namun ia melihat ada upaya untuk memprovokasi keadaan agar mendapat simpatik dari mantan kombatan yang lain. Sebagai pejabat publik, sangat di butuhkan kecerdasan intlektual dan kecerdasan emosional agar mampu menyerap aspirasi masyarakat.

"Mereka itu (anggota DPR) adalah wakil kita di parlemen, mereka digaji oleh rakyat dan bekerja untuk rakyat, ketika mereka melakukan kesalahan, maka sudah sewajarnya untuk dikritik," katanya.

Yunan juga membantah atas tuduhan kepadanya yang sudah dua kali melaporkan oknum DPRK Aceh Timur tersebut. Mengenai judul sebuah pemberitaan itu adalah hak sebuah media.

"Bupati Aceh Timur juga sering saya kritik, namun beliau itu pintar dan bijaksana menyikapi kritikan itu.
Saya berharap kepada masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dan dimanfaatkan oleh sekelompok orang demi kepentingan pribadi karna itu hanya akan menimbulkan perpecahan dan masalah baru, jangan cuma membaca judul kemudian menyimpulkan isi berita, itu bisa jadi gagal paham," tutur Yunan.


Penulis : Mhd Fahmi
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas