IJN - Serangan udara Israel pada Jumat (27/10) malam menghancurkan ratusan bangunan di Jalur Gaza, demikian menurut lembaga pertahanan sipil di wilayah Palestina yang dikuasai Hamas.
"Ratusan bangunan dan rumah hancur total dan ribuan rumah lainnya rusak," kata Mahmud Bassal, juru bicara Pertahanan Sipil Gaza kepada AFP.
Ia kemudian menambahkan bahwa pemboman besar telah "mengubah lanskap" di Gaza utara.
Pernyataan Bassal adalah kabar resmi pertama yang dikirimkan dari Palestina setelah terjadinya putus komunikasi total di Gaza bagian utara, sejak Jumat malam.
Berdasarkan kesaksian salah satu kru NBC di Gaza, saat terjadi putus komunikasi total tersebut terjadi serangan baik dari udara maupun darat. Warga pun tampak membawa jenazah dan korban luka menggunakan "cara yang paling sederhana", yakni troli dan tuk-tuk, kendaraan semacam bajaj.
Dari gambar yang diambil dari kejauhan, terlihat langit Gaza penuh asap hitam dan cahaya ledakan mulai Jumat malam.
Per Sabtu (28/10) pagi, militer Israel mengklaim jet tempurnya telah menyerang 150 "target bawah tanah" di Gaza utara, yang merusak terowongan, ruang tempur bawah tanah, serta infrastruktur bawah tanah tambahan milik Hamas.
Beberapa anggota Hamas juga dilaporkan tewas akibat serangan tersebut.
Sebelum serangan besar ini terjadi, Majelis Umum PBB telah mengadopsi resolusi gencatan senjata.
Kendati begitu, resolusi Majelis Umum PBB cuma berfungsi sebagai barometer opini dunia lantaran tidak mengikat.