IJN - Sabang | Pulau Sabang tidak lagi hanya dikenal karena keindahan baharinya. Melalui sentuhan generasi muda, Sabang kini tengah mengembangkan potensi baru dari kelapa yang melimpah.
Tim Universitas Syiah Kuala (USK) menghadirkan program Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Produk Teknologi Tepat Guna (PKMBP-TTG) dengan mengolah kelapa menjadi produk bernilai ekonomi tinggi: Virgin Coconut Oil (VCO) dan tepung kelapa.
Empat mahasiswa USK dari Departemen Teknik Pertanian, Agribisnis, dan Akuntansi diterjunkan langsung ke Gampong Batee Shoek, Kecamatan Sukamakmue, Kota Sabang.
Mereka mendapat bimbingan dari dosen lintas fakultas, Dr. Raida Agustina, S.TP., M.Sc, Elly Susanti, SP., M.Si, dan Dr. Ir. Diswandi Nurba, S.TP., M.Si., IPU dari Fakultas Pertanian, serta Dinaroe, SE., MBA., Ak., CA, ASEAN CPA dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Kehadiran tim disambut hangat oleh Keuchik Gampong Batee Shoek, Mansyur AG, dan mitra kegiatan Rita Trisanti, Ketua Kelompok Tani Ingin Jaya sekaligus pemilik A.R.A Oils (VCO).
Kegiatan ini mengangkat tema “Sinergisitas Teknologi Tepat Guna dan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Sukamakmue Kota Sabang melalui Pelatihan Produksi Virgin Coconut Oil (VCO) dan Tepung Kelapa”.
Mahasiswa berperan sebagai motor utama di lapangan, mendampingi masyarakat dalam mengoperasikan peralatan sederhana seperti pengepres santan, fermentor VCO, dan grinder.
Mereka juga membantu melatih warga dalam hal higienitas produksi, pengemasan, hingga pemasaran digital (e-commerce) agar produk lokal lebih kompetitif.
Sementara itu, Keuchik Mansyur AG menyampaikan rasa bangganya kepada mahasiswa USK.
“Mahasiswa USK membawa semangat baru ke tengah masyarakat. Energi mereka menular, membuat warga lebih berani mencoba teknologi sederhana ini. Kami melihat peluang besar untuk menjadikan usaha kelapa di gampong lebih maju dan berdaya,"katanya Sabtu 13 September 2025.
Hal senada diungkapkan mitra kegiatan, Rita Trisanti menyebutkan, kehadiran mahasiswa KKN membuat kelompok tani lebih percaya diri.
"Mereka turun langsung ke produksi, memberi pendampingan, bahkan ikut membantu menguji coba produk baru. Ini bukti nyata bahwa peran generasi muda bisa mendorong tumbuhnya ekonomi desa," ucapnya.
Ketua Tim Pengabdi, Dr. Raida Agustina, menegaskan, program ini menghubungkan kampus dan masyarakat secara nyata.
“Mahasiswa belajar menghadapi persoalan langsung di lapangan, sementara masyarakat mendapatkan keterampilan baru yang bisa diterapkan untuk usaha sehari-hari. Hasilnya bukan sekadar produk, tetapi juga lahirnya kemandirian," ucapnya.
Sementara itu, Dinaroe menekankan pentingnya aspek bisnis. “Kami ingin produk warga tidak hanya berkualitas, tetapi juga mampu bersaing di pasar yang lebih luas dengan strategi pengemasan dan pemasaran modern," tegasnya.
Program ini diharapkan menghasilkan VCO sesuai SNI, mengoptimalkan ampas kelapa menjadi tepung pangan sehat, serta menciptakan lapangan kerja baru di Sabang.
Lebih jauh lagi, sinergi antara kampus, masyarakat, dan teknologi tepat guna diharapkan menjadikan Sabang bukan hanya ikon wisata, tetapi juga pusat inovasi kelapa yang berdaya saing tinggi.
Penulis: Ray
Editor: Redaksi