18 Nov 2018 | Dilihat: 702 Kali

Kota Bandung dan BIGRS Peringati Hari Korban Tabrakan Lantas Sedunia, Luncurkan stopngebut.com

noeh21
      
IJN I Bandung - Nuansa keramaian di area Car Free Day (CFD) Jalan Dago Kota Bandung pada Minggu, 18 November 2018, ada yang tak biasa. Ternyata, di salah satu pojok keramaian CFD tepatnya  di halaman Blossom Factory Outlet,  ada talk show. Tajuknya, Peringatan Hari Korban Tabrakan Lalu Lintas (lantas) Se Dunia.

Nah,  di talk show ini pun diluncurkan situs web stopngebut.com. Situs ini berisikan pedoman singkat bagaimana mengurangi dampak kecelakaan lalu lintas, seperti dicanangkan BIGRS (Bloomberg Philantropies Initiative  for Global Safety Road) di sembilan kota dunia lainnya.

Alhasil kolaborasi antara Pemerintah Kota Bandung dengan BIGRS, telah berkumandang di antara ribuan pengunjung CFD Jalan Dago Kota Bandung.

Turut hadir di talk show yang diisi dialog oleh interaktif diantaranya Kadis Kominfo Kota Bandung Ahyani Raksanagara, dan Angga Handiman, SIK, Kasubnit 1 Laka Lantas Polrestabes Bandung, dengan para korban kecelakaan lalu lintas, serta masyarakat umum yang hadir di CFD.

“Jumlah tabrakan di Kota Bandung tahun 2017, ada 501 kasus. 127 orang meninggal, 38 luka berat. Lebih setengahnya pengguna sepeda motor. Kematian tertinggi ada pada rentang usia 15 -24 tahun,” papar Ahyani mengutip buku materi buku Road Safety Anual Report 2017.

Lain hanya kata Angga yang sehari-hari berurusan dengan persoalan korban kecelakaan di Kota Bandung, apa yang dikemukakan Ahyani:”Dalam praktiknya, terus meningkat jumlah korbannya. Faktornya sangat variatif, selain karena tingkat kesadaran yang masih relatif rendah, juga tingkat kepadatan kendaraan bermotor semakin tinggi.”

Sementara itu para korban kecelakaan lalu lintas yang antusias mengikuti talk show ini, rata-rata bertanya tentang hal-hal yang selama ini menjadi persoalan sehari-hari, seperti: Helm yang berlabel SNI itu, apa sudah memenuhi syarat ? Syarat utama mendapatkan SIM, erat kaitannya dengan batas usia minimal, persoalannya siswa SMA kelas X rata-rata memakai sepeda motor, padahal usianya baru berapa tuh?.

Dengan penuh kesabaran Angga, menjawab aneka persoalan lalu lintas dengan cukup tuntas. “Saya apresiasi, selama dialog tadi banyak hal yang selama ini samar-samar mereka ungkapkan ke pihak terkait. Tadi, kita bahas dengan cair. Contoh, soal ‘bikin SIM cara nembak’. Itu tidak dibenarkan. Ikuti saja tahapan ujian SIM dengan baik. Pasti kami bimbing sampai dapat.”

Menurut Ujang Nurjaman  (24)  pegawai salah satu gerai pakaian  di Kota Bandung. Ia tak sengaja ikut mengamati talk show yang menurutnya sangat menarik topiknya:  "Acara seperti ini harus sering digelar, biar kami-kami yang muda ini selalu diingatkan soal berlalu-lintas yang baik dan benar." (Harri S).
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas