05 Okt 2018 | Dilihat: 1089 Kali
Prajurit TNI Tetap Jaga Jati Diri Sebagai Tentara Rakyat
Ketua Departemen Intelijen Lembaga Aliansi Indonesia, Aris Witono
IJN | Jakarta - Dirgahayu TNI ke 73 ucapan datang dari Departemen Intelijen Investigasi Aliansi Indonesia. Prajurit TNI sebagai anak kandung rakyat agar tetap menjaga jati dirinya sebagai tentara rakyat, tentara nasional dan tentara pejuang.
"Kami berharap TNI dapat kembali menjalankan fungsinya sebagai stabilisator dan dinamisator negara dan bangsa mewujudkan cita-cita amanat konstitusi Alenia ke 4 UUD 1945," urai Ketua Departemen Intelijen Lembaga Aliansi Indonesia (LAI), Aris Witono, Kamis 4 Oktober 2018.
Terlebih, menurutnya, di tahun politik saat ini, peran TNI tetap dibutuhkan sebagai stabilator dan dinamisator. "Meski tentara netral, tapi TNI harus menjaga Pemilu sebagai pesta rakyat berjalan, dengan tetap menjaga keamanan," ujar Aris.
Dia menyebut peran tersebut tidak mudah. Tapi, karena sudah terdidik dan usianya yang matang, ke 73 tahun, TNI tetap mampu memainkan dua peran tersebut.
Semua itu, dinilai Aris sebagai wujud kongkrit komitmen TNI menjaga kedaulatan NKRI dari berbagai ancaman, baik ancaman militer dari negara lain, juga ancaman non militer, seperti peredaran narkoba dan penyeludupan bahan/barang berbahaya, terorisme, Proxy War, dan lainnya.
"Ancaman bersifat militer dari negara lain sangat kecil kemungkinannya terjadi. Namun kami tetap waspada. Justru ancaman terbesar yang dihadapi saat ini adalah Poleksosbud," ungkap Aris Witono, menyebut Departemen Intelijen Investigasi LAI siap bekerja sama dan mendukung tugas pokok TNI.
Aris juga menyakini sesuai moto "Profesionalisme TNI Untuk Rakyat" adalah terlatih, terdidik, mahir, dan miliki kemampuan. "Semuanya kita dharma baktikan untuk rakyat," pungkasnya (r)