IJN - Banda Aceh | Guru diminta berperan aktif menyuarakan bahaya narkoba bagi para siswa yang menjadi generasi penerus bangsa. Apalagi, saat ini peredaran barang haram tersebut sudah merasuk ke berbagai lini tanpa mengenal usia, termasuk dunia pendidikan.
"Guru hendaknya dapat mengajak peserta didiknya di masing-masing sekolah untuk melawan dan memerangi narkoba. Banyak orangtua menjadi khawatir atas ancaman terhadap kemungkinan buah hatinya terpapar narkoba," kata Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Rachmat Fitri HD, MPA.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Aceh, saat membuka Training Of Trainer (ToT) Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika dan Pembekalan Siswa Anti Narkoba, Selasa 8 Oktober 2019, di Aula Dinas Pendidikan Aceh.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Polda Aceh bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Aceh dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh.
Kadisdik Aceh itu mengungkapkan, saat ini para orangtua berusaha keras memilih lingkungan yang relatif kondusif dan adanya kegiatan penanaman nilai agama yang lebih baik terhadap anak. Harapannya agar putra-putri mereka terproteksi dari pengaruh barang haram tersebut.
Rachmat Fitri menyebut, fenomena perkembangan perdagangan dan penyalahgunaan narkotika sangat dahsyat. Salah satu hal sangat dikhawatirkan adalah hancurnya akhlak yang sekaligus akan menghilangkan harapan masa depan generasi penerus bangsa.
"Semakin banyak generasi muda yang terpapar narkoba maka semakin besar pula menimbulkan konsekwensi terhadap melunturnya semangat kebangsaan dan kekuatan, serta keunggulan bangsa yang kita cintai ini di masa yang akan datang," jelasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh ini juga menyambut baik adanya kegiatan Training Of Trainer (ToT) Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika dan Pembekalan Siswa Anti Narkoba. Kegiatan ini, lanjutnya, harus dimaknai sebagai sebuah ikhtiar manusiawi yang tetap perlu bertumpu kepada keridhaan Ilahi Rabbi.
"Kita memerlukan kekuatan supra untuk mewujudkan kebaikan dan kedamaian di dunia ini. Melalui kegiatan ini kita berharap kemampuan dunia pendidikan semakin baik berkontribusi untuk menyelamatkan generasi bangsa dari ancaman bahaya narkoba," harapnya.
Lebih lanjut tutur Rachmat Fitri, pendidikan adalah sebuah proses untuk melahirkan pandangan yang objektiktif, supaya dapat membentuk sikap positif dari personil setiap warga sekolah, sehingga semakin besar kemungkinan melahirkan tindakan-tindakan yang dapat menolak keterlibatannya dalam pengunaan bahan-bahan narkotika.
"Proses internalisasi menjadi kunci keberhasilan dalam pendidikan. Oleh karena itu nilai-nilai kebudayaan, keagamaan dan kebangsaan harus mampu kita ramu menjadi resep yang ambuh dalam mendidik karakter, agar melekat dalam kepribadian siswa. Inilah yang akan menjadi perisai diri bagi setiap siswa dan akan diekpresikan dalam ungkapan TIDAK UNTUK NARKOTIKA, YA UNTUK PRESTASI," paparnya.
Melalui pendidikan, diyakini akan mampu menghadirkan karakter tertentu melalui pembiasaan dan akan menjadi perilaku. Dalam pendidikan selalu ada model yang akan menjadi panduan. Oleh sebab itu, ia mengajak semua pihak dengan kewenangan masing-masing untuk menjaga dan mengawal prilaku diri, keluarga, dan jajaran masing-masing, agar menjadi tauladan yang utuh bagi siswa-siswa yang sedang tumbuh berkembang.
"Jadilah atap untuk memayungi, jadilah pagar untuk memagari, jadilah pemimpin untuk diteladani, dan jadilah sabuk sebagai pengikat setiap anak negeri. Semoga negeri kita semakin makmur dan sejahtera seperti yang dimpikan oleh pendiri negeri ini," pungkasnya.
Penulis: Hidayat. S