13 Jul 2018 | Dilihat: 1812 Kali
Mahasiswa Pasca Sarjana IPB Asal Aceh Butuh Uluran Tangan Dermawan
Foto: Riki Yulianda, Mahasiswa Pasca Sarjana IPB Asal Aceh
IJN | Bogor - Mahasiswa Pasca asal Aceh yang bernama Riki Yulianda yang punya mimpi besar dan berasal dari keluarga tidak berada di Desa Pucok lhueng kecamatan Sama tiga kabupaten Aceh Barat, Saat ini dia sedang berjuang di perantauan demi pendidikan dan mimpinya, kamis (12/07/2018)
Riki nama yang sering disapa oleh teman dan sahabat sedang berjuang keras untuk menyelesaikan kuliah magisternya di konsentrasi Sosiologi Pedesaan Fakultas Ekologi Manusia di Kampus IPB.
Dalam hal ini, Riki ialah penerima salah satu beasiswa pemerintah Indonesia, masuk dan mendapatkan beasiswa mulai tahun 2015, dan Pada tahun 2017 kontrak beasiswa berakhir.
Namun hanya tinggal menyelesaikan tugas akhirnya untuk mendapatkan gelar magister akan tetapi naasnya ketika kontrak beasiswa habis, dia belum bisa menyelesaikan studinya Karena berbagai hal, yang sudah mengikuti program magister tentu sudah tau hal hal tersebut.
Berasal dari keluarga tidak mampu membuat dirinya harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sebagai mahasiswa, mulai dari uang kos, uang makan sampai uang SPP harus di pikirkan.
"Tidak ada kerbau yang bisa dijual. Tidak ada tanah yang bisa ditarik dengan meter. Sehingga dia harus bekerja keras," ungkapanya Riki.
Berbeda dengan Riki "Ia bertekad tidak akan pulang sebelum selesainya pendidikan, baginya sebelum surat DO dikeluarkan masih ada peluang untuk diperjuangkan, Iya. Masih ada 1 tahun lagi katanya, Masih ada peluang".
Sejak beberapa bulan yang lalu sampai detik ini ia harus mengumpulkan dana sebesar Rp. 27.000.000,- dalam kurun 6 bulan kedepan untuk diserahkan kepihak kampus agar dia bisa melanjutkan proses finalisasi thesisnya. Ada uang semester yang harus dilunasi karena ketidakmampuan dia untuk membayar dan kebutuhan lainnya sebagai mahasiswa.
Berbagai usaha telah dilakukannya untuk dapat mengumpulkan dana tersebut, baik mulai dari berjualan kue dijalan, dipekerjakan di warung pada pagi sampai sore dan lanjut kerja malam di perusahaan penjualan online sebagai buruh pengumpul barang.
Beberapa bulan kemudian dia memutuskan harus berhenti bekerja dengan orang lain. Sebab jika tetap bekerja dengan orang lain dia tidak akan bisa memenuhi angka yang telah ditargetkan tersebut dalam rentang waktu 6 bulan ini untuk menyelesaikan studinya.
Berbicara DO tentu dalam benak kita Riki ialah orang yang malas dan tidak berprestasi dalam perkuliahan.
Tentu hal ini tidak bagi Riki, dia ialah anak yang rajin, aktif dan konsisten dalam berusaha, mungkin saat ini belum seberuntung yang lainnya.
Hal itu dapat kita lihat dari keaktifannya sejak kuliah di Universitas Teuku Umar, dan Riki sering ikut ADIC ( Aceh Development internasional Confren) di Malaysia pada tahun 2012, 2013 dan 2017.
Selain itu, dia dikenal juga sebagai seorang yang ramah dan empati kepada orang lain.
Sekarang Riki mempertaruhkan cita citanya dengan membuka usaha Mei aceh di Bogor. Dia menamainya "Mei Aceh Cek Ki". Usahanya beroperasi disaat malam hari.
Menyewa lapak dagangan di kota besar sangat tidak mudah dan tidak murah. Riki harus mengeluarkan biaya awal yaitu sewa lapak, membuat gerobak, peralatan masak, dan lainnya, Hal itu membuat tabungannya habis. Sehingga untuk membeli bahan sangat pas-pasan.
Dengan harapan agar diberikan bantuan uluran tangan dari para Donator demi kelancaran usahanya, sehingga angka ajaib 27 Juta itu bisa dia kumpulkan selama 6 bulan Kedepan untuk menjelaskan studi Magister.
Untuk donasinya bisa kirim ke Rekening dibawah ini:
No.rek : 041701015516508 { BRI }
A/n : Riki Yulianda.
No Hp : 085260616750
(riski yulianda)
(Hendria)