01 Jul 2020 | Dilihat: 552 Kali

Akibat Listrik PLN Sering Padam, Kilang Rizki Perkasa Alami Kerugian Ratusan Juta

noeh21
Aris pemilik KP. Rizki saat memperlihatkan kerusakan pada layar (color solter) mesin Color Solter tersebut senilai 2,6 Miliar rupiah, Selasa, (1/7/2020) (Indojayanews.com/Hendria Irawan).
      
IJN - Nagan Raya | Aris pemilik industri kilang padi di Desa Babah Krueng, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya, kecewa terhadap pelayanan PLN setempat karena sering adanya pemadaman listrik secara tiba-tiba bahkan berulang kali dalam sehari, Rabu, 1 Juli 2020.

Hal itu diungkapkan, Aris pemilik KP. Rizki Perkasa kepada Indojayanews.com mengatakan, peristiwa pemadaman listrik yang sering terjadi di Kecamatan tersebut, akhir-akhir ini berdampak pada kerugian pada industri yang sedang jalani saat ini.

"Bagaimana tidak, selain terhambatnya proses penggilingan dan pengeringan padi di pabrik akibat sering terjadi pemadaman listrik beberapa pekan terakhir, seperti yang terjadi pada hari senin 29 juni lalu, bahkan mencapai empat kali padam dalam sehari," kata Aris.

Aris menyebutkan, pemadaman listrik Itu berdampak pada kerusakan beberapa mesin industri miliknya, dan proses produksi pun jadi terganggu (mengalami penurunan), hingga industri KP. Rizki Perkasa harus mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.

"Normalnya proses produksi kilang padi KP. Rizki Perkasa biasanya mencapai 60 ton/hari, namun akibat listrik sering padam tidak menentu, ini menjadi menurun drastis menjadi 35 ton/hari," ungkap Aris.

Pemadaman listrik yang sering menjadi kendala lantaran seluruh mesin kilang padi milik Aris sudah menggunakan daya listrik, bahkan aktivitas proyeksi mesin menjadi terkendala akibat sering terjadi pemadaman listrik.

Aris pemilik mesin kilang padi mengeluh akibat pemadaman listrik yang kerap terjadi dan dikhawatirkan tidak hanya produksi yang menurut. Namun seluruh mesin pun akan Error atau mengalami rusak total.

Aris mengaku, jumlah mesin yang rusak akibat pemadaman listrik oleh pihak PLN setempat mencapai beberapa unit, diantaranya terjadi kerusakan pada layar (color solter) mesin Color Solter tersebut senilai 2,6 Miliar rupiah, jikapun onderdirnya diperbaiki atau diganti baru tetap tidak akan berfungsi optimal seperti bagaimana pada awalnya, terlebih dapat mengurangi fungsi dan kinerja sebuah mesin itu sendiri (error).

"Saya menilai pihak PLN tidak fair dalam hal ini, saya sudah beberapa kali menghubungi pihak PLN, bahkan Manegger yang ada di Nagan Raya tidak dapat pelayanan dengan baik," ungkap Aris dengan nada kecewa.

"Dengan kerugian ini apakah ada yang ingin bertanggungjawab, atau pihak PLN mau mengganti rugi dari kerusakan mesin kilang padi yang merugikan ini, untuk itu saya meminta kepada PLN agar jika ingin melakukan pemadaman listrik agar dapat memberitahukan dulu jika akan melakukan pemadaman," tegas Aris.

"Jika PLN memberitahukan terlebih dahulu, kami bisa mematikan terlebih dahulu mesin yang sedang kami operasikan, agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar akibat kerusakan alat pada mesin dan juga produksi padi tetap bagus dari proses penggilingan yang sedang berjalan," tutup Aris.

Sementara itu, Kepala ULP PLN Nagan Raya, Taufan saat dikonfirmasi wartawan Indojayanews.com menerangkan, mesin tidak rusak dan hanya ada elictric di mereka yang terganggu, dan saat ini pabrik beroperasi normal.

“Untuk dari sisi pelanggan kami sudah mendengar keluhan, kami dari PLN sudah menjelaskan dan kedepan kita coba mencari solusi terbaik, saya akan berkoodinasi dengan kantor induk kami,” terang Taufan kepada Media.

Penulis : Hendria Irawan
Editor   : Mhd Fahmi