IJN - Subulussalam | Lagi-lagi, kasus kekerasan kepada guru terjadi di Kota Subulussalam. Kali ini, menimpa Rahmah, A. Ma. Pd, guru SDN Jambi Baru, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam. Guru berstatus kontrak ini ditampar hingga dijambak oleh ibu murid persis di depan pintu gerbang sekolah. Akibatnya, dibagian kepala Rahmah mengalami memar.
Kejadian tersebut terjadi Rabu 20 November 2019 lalu. Melalui sambungan telepon seluler nya, Rahmah yang merupakan wali kelas IIIB ini menceritakan asal mula kejadian yang mengakibatkan trauma sampai sekarang.
Sekitar pukul 10.00 WIB, Rahmah mengaku pergi sebentar ke rumah untuk mengambil absen yang lupa ia bawa ke sekolah. Waktu dijalan mau pulang persis didepan pintu pagar sekolah, ia langsung didatangi ibu siswa tersebut sambil menanyakan penyelesaian kejadian yang menimpa anaknya yang terjadi pada bulan Oktober lalu.
"Waktu itu saya lagi di atas sepeda motor. Lalu saya jawab bahwa masalah itu kini ditangani Kepala Sekolah. Begitu mendapat jawaban dari saya, ibu itu langsung menampar pipi kiri kanan dan menarik jilbab saya sampai robek. Tak lama kemudian banyak warga dan guru datang untuk melerai ibu itu" kata Rahmah kepada IJN, Sabtu, 23 November 2019.
Rahmah menceritakan pada bulan Oktober lalu dua orang siswanya berkelahi di dalam kelas dan satu orang menangis mengaku dicubit murid lainnya. Keesokan harinya, ibu anak tersebut datang ke sekolah dan memarahi Rahmah lantaran membiarkan adanya perkelahian didalam kelas.
Padahal, kata Rahmah, pada waktu kejadian itu ia tak berada didalam kelas sehingga ia mengetahui setelah kejadian. Setelah ibunya, beberapa hari kemudian giliran ayah si anak yang datang ke sekolah dan menuduh Rahmah yang telah melakukan pencubitan dibagian tangan anaknya yang meninggalkan bekas biru.
"Saat kami kembali menanya kepada anak itu, tangan nya biru bekas mereka bertengkar sama siswa sebelumnya. Lalu, guru lain kembali mempertanyakan apakah betul saya yang mencubit, lalu anak itu mengaku tidak," ungkap Rahmah.
Bahkan, tambah Rahmah, persoalan itu sudah di mediasi Kepala Desa bahkan sampai pihak Muspika turut membantu tapi orang tua siswa tersebut enggan hadir pada saat dilakukan rapat di sekolah.
"Dia enggak mau masuk ke ruang rapat. Padahal ia datang dan duduk di kantin," ujarnya.
Atas kejadian penamparan itu, Rahmah mengaku sudah membuat laporan ke Polsek Sultan Daulat serta sudah dilakukan visum di puskesmas setempat. Rahmah meminta kepada pihak kepolisian untuk menindaklanjuti laporan nya itu sampai tuntas.
Sebab, lanjut Rahmah, ia sering di cegat orangtua siswa tersebut saat melintas di depan rumah mereka. Yang menyedihkan lagi, anak Rahmah sampai-sampai ketakutan jika melintas didepan rumah orangtua siswa tersebut.
Penulis : AB
Editor : Mhd Fahmi