IJN - Banda Aceh | Anggota DPRA Irwan Djohan mengapresiasi langkah Pemerintah Aceh yang dinilai responsif terhadap penanganan mahasiswa Aceh, baik yang sudah kembali maupun yang masih berada di beberapa kota di Tiongkok, pasca mewabahnya Virus Corona yang diyakini berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
“Saya pikir apa yang sudah dilakukan Pemerintah Aceh sejauh ini, merupakan bukti respon yang luar biasa dibandingkan dengan pemerintah lainnya di Indonesia yang ada warga mereka di China tapi belum seresponsif Pemerintah Aceh,” kata Irwan Djohan.
Irwan menyampaikan hal tersebut saat berkunjung ke Dinas Sosial Aceh bersama rekannya sesama Anggota DPRA, Alidin Abu Abbas untuk meninjau Posko Informasi Pemerintah Aceh di Dinas Sosial Aceh, Kamis 30 Januari 2020.
Irwan menuturkan, sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap mahasiswa Aceh di Wuhan, setahunya Pemerintah Aceh sudah dua kali mengirimkan biaya logistik kepada mahasiswa Aceh di Wuhan agar mereka bisa bertahan dalam kondisi makanan yang minim dan harga-harga barang yang mahal.
Untuk diketahui, tahap pertama Pemerintah Aceh melalui Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengirimkan biaya Rp 50 juta untuk biaya hidup mahasiswa Aceh di Wuhan, selang beberapa hari kemudian Pemerintah Aceh melalui Dinsos Aceh kembali mengirimkan biaya senilai Rp 50.
“Itu sudah bukti yang luar biasa, kemudian Pemerintah Aceh juga membantu biaya pemulangan beberapa orang yang pulang ke Aceh,” katanya.
Selain itu, Irwan Djohan juga mengapresiasi langkah Pemerintah Aceh membuka Posko Informasi di Dinsos Aceh, sehingga setiap informasi dan pengaduan warga Aceh di Tiongkok bisa bisa disampaikan langsung ke posko ini.
“Saya juga mengapresiasi kawan-kawan media yang mengikuti dan memberitakan isu ini lebih luas. sehingga masyarakat yang ingin membutuhkan informasi saya kira akan lebih mengetahui kemana mereka harus mendapatkan informasinya,” kata Irwan.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Aceh Alhudri mengatakan, Pemerintah Aceh bersama DPRA akan terus mengupayakan yang terbaik terutama terhadap warga Aceh yang saat ini masih berada di Wuhan maupun yang di luar Kota Wuhan.
Hingga saat ini pihaknya terus intens membangun komunikasi dengan mahasiswa-mahasiswa Aceh di Tiongkok untuk memastikan kondisi mereka baik-baik saja.
“Intinya untuk adik-adik kita yang ada di Tiongkok kami akan terus berupaya yang terbaik seperti perintah Bapak Plt Gubernur Aceh bahwa kami tetap serius memperhatikannya. Insya Allah ini akan tertangani dengan serius nantinya,” tegas Alhudri,
Hingga saat ini, dari 64 mahasiswa Aceh di Tiongkok 13 diantaranya masih belum bisa keluar dari Kota Wuhan pasca Pemerintah Tiongkok mengisolasi kota tersebut, 8 orang diantaranya masih berada di Tiongkok dengan kota domisi yang berbeda, 3 orang sedang dalam perjalanan pulang menuju Aceh, dan 40 mahasiswa Aceh lainnya sudah berada di Aceh, bahkan beberapa diantaranya sudah tiba di Aceh sejak akhir Desember 2019 lalu.
“Untuk delapan mahasiswa Aceh yang di luar Kota Wuhan ini akan kita komunikasikan terus, kita akan cari terus datanya, nomor kontak mereka, intinya kita akan cari langkah secepatnya untuk bisa memulangkan mereka ke Aceh,” katanya.
Alhudri juga mengatakan, sejauh ini selain dari mahasiswa belum diketahui adanya warga Aceh yang menjadi TKI di negara tirai bambu tersebut. “Jika ada warga Aceh yang belum terdeteksi silakan melapor ke posko kita di Dinas Sosial Aceh,” kata Alhudri.