IJN - Banda Aceh | Masalah pinjam pakai mobil dinas oleh sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh mencuat pasca salah sanggota DPRA Samsul Bahri atau Tiyong Cs menggeruduk rumah dinas Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah.
Menurut informasi yang diperoleh media ini, Rabu 15 April 2020, sejumlah anggota dewan yang meminjam mobil dinas tersebut, hingga saat ini belum mengembalikan kendaraannya kepada Sekwan DPRA. Padahal, kabarnya mereka telah menerima uang operasional transportasi yang disediakan Pemerintah.
Berdasarkan informasi dari internal Pemerintah Aceh, setiap anggota dewan yang meminjam mobil dinas tersebut, padahal sudah menerima uang transportasi belasan juta per bulan. Tapi, tetap saja kendaraan yang dipinjam tidak dikembalikan.
Salah satu anggota DPRA, yang dihubungi media INDOJAYANEWS.COM, via seluler, membenarkan hal itu. Menurut Anggota dewan yang tidak ingin disebutkan namanya itu membeberkan, yang meminjam pakai mobil dinas termasuk para anggota dewan pendukung Plt Gubernur Aceh.
"Benar, memang rata-rata meminjam pakai kendaraan dinas, termasuk banyak anggota dewan dari Partai Demokrat. Cuma apakah mereka sudah mengembalikan kendaraan yang dipinjam atau belum, itu saya belum bisa pastikan," katanya.
Anggota DPR Aceh ini mengungkapkan, alasan mengapa banyak mobil dinas belum dikembalikan, karena diduga tidak ada ketegasan dari Sekwan DPRA. Sehingga, banyak mobil dinas yang sudah dipijam belum dikembalikan.
"Saya sangat setuju jika semua mobil dinas itu ditarik kembali dari anggota yang meminjam. Tapi, harus tegas! Jangan sampai sebagian diminta segera dikembalikan, sementara yang lain masih bebas pakai," tegasnya.
Anggota Dewan yang mulai menjabat DPRA sejak terpilih pada 2019 lalu ini juga mengingatkan, kendaraan dinas yang ditarik juga tidak boleh dipinjamkan lagi ke orng lain, terutama keluarga orang yang punya pengaruh.
"Kalau itu mobil dinas DPRA, maka jangan ada anggota keluarga atau kelompok penguasa yang memakai. Jangan sampai satu pihak tidak boleh pinjam pakai, ditarik, kemudian dipinjamkan lagi ke anggota yang merasa dekat dengan Pemerintah," ucapnya.
"Kalau memang serius, kedepan ditertibkan semua. Terus, harus jelas siapa saja yang boleh memakai mobil dinas. Kalau saya sendiri mohon maaf, tidak suka memakai mobil dinas, apalagi dengan kondisi yang terkadang AC saja bermasalah. Lebih nyaman pakai mobil sendiri."
Sebelum menutup pernyataannya, Anggota DPRA ini meminta Setwan DPRA lebih tegas. Kalau memang tidak boleh pakai maka jangan pinjamkan, agar tidak ada ada masalah yang muncul. "Jadi harus jelas dan tegas! Saya minta segera ditertibkan agar tidak ada yang pakai, kecuali pimpinan," demikian tutupnya.
Penulis: Hidayat. S