IJN - Banda Aceh | Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsyiah dan Ikatan Mahasiswa Papua Melakukan Konsolidasi terkait Peristiwa yang terjadi di Papua dan mengajak semua pihak untuk berhenti bersikap rasis.
Ungkapan yang merendahkan masyarakat Papua adalah salah satu pemicu terjadinya demontrasi di Papua. Kejadian ini berawal dari peristiwa kecil yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur. Kejadian ini merupakan akumulasi dari permasalahan sosial yang sudah lama dialami masyarakat Papua.
Bentuk rasisme yang terjadi terhadap mahasiswa Papua merupakan hal yang tidak patut ada di Indonesia. Jangan sampai perbedaan memecah belahkan persatuan Indonesia yang sudah lama di gaitkan oleh pendiri.
Wakil Presiden Mahasiswa Unsyiah Rifqi Ubai Sulthan mengatakan bahwa bentuk rasisme yang terjadi merupakan hal yang sangat disayangkan karena mengingat Indonesia adalah negara kestuan yang terhubungkan dari Sabang hingga Meuroke. "Jika ras menjadi patokan kebersamaan kapan Indonesia akan menjadi negara maju dan mencapai bhinneka tunggal ika," ungkap Ubai.
Bangsa indonesia, kata Ubai, adalah bangsa yang besar yang banyak budaya dan etnisnya. “harus adanya tindakan hukum yang tegas dari pihak kemanan dalam permasalahan ini yaitu mecari bukti yang kuat dan tidak terprovokasi oleh media," ujarnya
Ubai menambahkan, bahwa mahasiswa sebagai kaum intelektual seharusnya tidak boleh bertindak rasis terhadap perbedaan yang ada di sekelilingnya.
"Harapannya mahasiswa menjadi contoh terhadap hal yang berkaiatan dengan rasis. Kami mahasiswa yang ada di barat mendukung kalian Saudara se-tanah air," tutup Ubai. (Ril).