IJN - Bener Meriah | Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mengadakan simulasi penanggulangan bencana Gunung Berapi Tahun 2025 dengan skenario Ancaman Letusan Gunung Burni Telong, Bener Meriah.
Kegiatan Simulasi yang berlangsung di Hotel Al Fattah selama 3 hari sejak 4-6 Oktober 2025 itu dimulai dengan FGD pemantapan pelaku skenario, gladi hingga simulasi yang berlangsung di Lapangan Lampahan, Bener Meriah. Kamis 6 Oktober 2025.
Simulasi ini diikuti oleh instansi terkait sesuai cluster yang diperankan. Antara lain, cluster SAR dan Evakuasi yang diperankan oleh Tim Sar, Satpol PP TNI, Polri, BPBD, relawan, tim PVMBG dan masyarakat dari Kecamatan Timang Gajah, Wih Pesam, Bener Meriah.
Pada saat pembukaan, Plh. Kepala Pelaksana BPBA, Abd Aziz,SH, M.Si menyampaikan, bahwa simulasi dengan skenario ancaman bencana Erupsi Gunung Burni Telong yang kini berstatus pada level Waspada (Level II) bertujuan untuk menguji rencana kontingensi (Renkon) sebagai wujud membangun kesiapsiagaan kedaruratan, meningkatkan kapasitas dan kompetensi para pemangku kepentingan saat menghadapi ancaman bencana, yaitu melalui Simulasi PB yang mencakup pelaksanaan kegiatan Table Top Exercise (TTX) dan Command Post Exercise (CPX).
Selain itu, juga untuk melatih kemampuan komunikasi, koordinasi dan keterpaduan sesuai SOP bersama saat penanganan darurat Erupsi Gunung Burni Telong.
"tak kalah penting adalah mengevaluasi pelaksanaan simulasi untuk masukan pada revisi atau pembuatan SOP baru," ujar Aziz.
Lanjut Aziz, BPBA menegaskan pentingnya kesiapan seluruh pihak dalam menghadapi kemungkinan perubahan aktivitas vulkanik di masa mendatang.
“Gunung Burni Telong memiliki ketinggian sekitar 2.600 meter di atas permukaan laut dan merupakan salah satu gunung api aktif di Aceh,"jelas Aziz lagi.
Gunung ini terakhir tercatat meletus pada tahun 1924, dengan aktivitas vulkanik berupa lontaran abu dan material pijar di sekitar kawah utama. Sejak itu, aktivitas fumarola dan peningkatan suhu kawah beberapa kali terdeteksi, menunjukkan bahwa gunung ini masih aktif dan perlu terus dipantau.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat bahwa Burni Telong memiliki potensi bahaya erupsi freatik dan aliran lahar yang dapat mengancam permukiman di lereng gunung, terutama di wilayah Kecamatan Timang Gajah dan Wih Pesam.
“Kita tidak bisa memprediksi secara pasti kapan gunung api akan erupsi. Karena itu, kesiapsiagaan adalah kunci. Melalui simulasi ini, masyarakat dilatih untuk tanggap, cepat mengambil keputusan, dan tahu ke mana harus mengungsi,” Harap Aziz.
Sekda Bener Meriah, Riswandika Putra, S.STP., M.A.P dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada BPBA dan seluruh peserta simulasi atas kolaborasi yang baik.
“Gunung Burni Telong adalah bagian dari identitas alam Bener Meriah, tetapi juga potensi ancaman yang harus kita kelola dengan bijak. Kami ingin seluruh warga selalu siap dan waspada tanpa rasa takut berlebihan,” ujar Riswandika.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBA, Bobby Saputra,SE,M.Si menyampaikan bahwa meskipun gunung berada dalam kondisi normal, masyarakat di sekitar kawasan rawan bencana diminta tetap waspada dan tidak panik apabila terjadi peningkatan aktivitas gunung.
“Simulasi ini bukan berarti ada ancaman langsung, tapi justru bagian dari pembelajaran agar kita semua siap, tahu apa yang harus dilakukan, dan bisa menyelamatkan diri serta keluarga jika sewaktu-waktu terjadi erupsi,” ujarnya.
BPBA mengimbau masyarakat untuk memantau informasi resmi dari BPBD setempat.
“Jangan mempercayai isu atau berita tidak jelas sumbernya ,silahkan mulai menyiapkan tas siaga berisi kebutuhan dasar jika harus mengungsi “ ujar Bobby.
“Kami ingin memastikan bahwa seluruh unsur memahami peran dan tanggung jawabnya masing-masing, dan mampu bergerak cepat, tepat, serta terkoordinasi saat bencana sungguhan terjadi,” Tutup Bobby.
Bobby menambahkan, melalui simulasi ini, masyarakat Bener Meriah diharapkan semakin tangguh dalam menghadapi ancaman bencana, dan ikut berpatisipasi aktif dalam kegiatan pelatihan dan simulasi kebencanaan.
Penulis: Ray
Editor: Muhammad Zairin