IJN | Lhokseumawe - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh Utara - Lhokseumawe menyerahkan bantuan lima lusin sirup kepada Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Kota Lhokseumawe. Sirup itu sebelumnya, merupakan bantuan dari PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang diperuntukkan bagi wartawan yang bernaung di bawah organisasi wartawan tertua tersebut.
Sirup bantuan diserahkan oleh Ketua PWI Aceh Utara - Lhokseumawe, Sayuti Achmad pada Kamis (7/6/2018) di sekretariat Pertuni jalan Darusallam, Gp. Hagu Selatan Kec. Banda Sakti.
Sayuti Achmad kepada awak media menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi perhatian PT. PIM bagi kuli tinta di wilayah itu. Namun, ia menyebut pihaknya tidak layak menerima bantuan.
Ia mengatakan,saat ini kelompok masyarakat kecil dan marginal masih banyak yang membutuhkan perhatiaan. Merekalah yang terlebih dahulu dibantu.
"Kami menyerahkan bantuan 5 lusin sirup dari PT. PIM yang sebelumnya akan dibagi kepada 56 anggota PWI. Setelah kami bermusyawarah dengan seluruh anggota, maka kami sepakat akhirnya bantuan itu diserahkan kepada pihak yang lebih membutuhkan seperti keluarga kurang mampu, penyandang disabilitas atau orang-orang terpinggirkan" kata Sayuti.
"Namun dari itu kita tetap menghargai dan berterima kasih atas pemberian dari perusahaan besar yang saat ini masih beroperasi di Aceh Utara" tuturnya.
Ketua Pertuni Lhokseumawe, Hasbullah mengaku bersyukur atas bantuan yang diterimanya. Ia berjanji akan menyalurkan bantuan itu untuk 34 anggota Pertuni di Lhokseumawe.
"Kami ucapkan terima kasih kepada PWI yang memberikan perhatian kepada kami. Selama ini, belum ada donatur dan dermawan yang inisiatif membantu kami. Sebelumnya, ada sedikit bantuan dari Pemko Lhokseumawe, itupun setelah kami ajukan proposal" ujar Hasbullah
Pria yang berprofesi sama seperti mayoritas rekan-rekan lainnya yakni sebagai tukang pijat, menyebut kurang mendapat perhatian dari pemerintah dan para donatur. Ia lalu bercerita dan mengisyaratkan bagaimana seharusnya mereka diperlakukan dari sisi anggaran tanpa harus meminta.
Ia berharap di bulan yang penuh berkah ini mendapat uluran tangan sesama dari masyarakat Kota Lhokseumawe.
"Selama bulan puasa ini pendapatan kami menurun hingga 45 persen. Sementara kami menggantungkan hidup dari profesi sebagai tukang pijat dengan biaya hidup di bulan puasa ini yang kita tahu pasti tinggi. Kami berharap langkah PWI ini diikuti oleh para donatur dan dermawan" harap Hasbullah.
Dikonfirmasi terpisah melalui sambungan telpon, Humas PT. PIM, Faisal tak ingin berkomentar banyak. Ia bahkan tak ingin mengomentari kebijakan yang dilakukan PWI.
"Saya tak bisa berkomentar banyak. Saya rasa ini masalah komunikasi saja dan saya akan menghubungi dulu Ketua PWI Aceh Utara. Tolong jangan dikutip dulu berita itu bang" cegah Faisal di ujung sambungan telpon. (DH)