11 Jun 2018 | Dilihat: 1340 Kali

Sistem dan Pelayanan BRI Selama Cuti Lebaran Buruk

noeh21
      
IJN | Banda Aceh - Pelayanan prima PT BRI saat cuti lebaran di 229  unit kerja BRI dan 24.283 ATM yang disampaikan Direktur Utama PT BRI Suprajarto  dalam rapat dengan komisi XI DPR RI tak lebih omong kosong. Faktanya meskipun pelayanan dibuka namun kebutuhan nasabah justru tak dapat dipenuhi dan sistem pelayanan nya sangat buruk.

Hal ini disampaikan aktivis muda Aceh, Delky Nofrizal Qutni kepada media, Senin (11/06/2018).

Menurut Delky, seharusnya mesin ATM yang rusak sudah diperbaiki atau dibuat pemberitahuan sehingga tidak merugikan nasabah.

"Pada sabtu (09/06/2018) saya melakukan transaksi melalui mesin ATM BRI Unsyiah ( Terminal ID :736), namun setelah melakukan transfer dan lalu mengecek saldo kartu ATM saya ditelan oleh mesin ATM," bebernya.

Pasca kejadian tersebut dirinya bergegas menghubungi call center BRI di nomor 14017 untuk menanyakan langkah yang harus dilakukan. Lantas pihak call center BRI menyarankan agar ATM tersebut diblokir dan diurus kembali pada senin (11/06/2018) ke BRI Cabang Banda Aceh yang dinyatakan buka selama cuti lebaran.

"Saya telah datang langsung ke BRI dan membawa berkas-berkas, setelah antri selama 3 jam lebih akhirnya saya mendapat giliran menjumpai bagian costumer service (cs). Namun, hal yang sangat miris yakni pihak cs justeru menyarankan saya untuk mengurus ATM Giro saya di KCP Lampriet, dengan dalih sistem tidak bisa," katanya mengaku heran.

Padahal, KCP Lampriet sedang libur hingga 20 juni mendatang.

"Hal ini menunjukkan sistem yang ada di BRI belum terintegrasi dan masih buruk. Seharusnya semua pengurusan dan layanan yang dibuka pada masa cuti dapat dilakukan di kantor cabang, tidak meski harus nunggu KCP buka," sesalnya.

Kejadian seperti ini yang disebabkan oleh sistem di BRI tentunya sangat merugikan nasabah, apalagi menjelang mudik lebaran dan musim cuti yang relatif panjang.

"Kalau sistem di BRI masih seperti ini, Pelayanan prima selama masa cuti yang disampaikan Dirut BRI itu tak lebih omong kosong. Kami meminta Dirut BRI bertanggung jawab atas apa yang telah diumbarnya di publik, agar tidak mengecewakan dan merugikan nasabah. Kalau layanan dan sistemnya masih brobok seperti ini, mendingan Dirut nya mundur saja," tandas mantan aktivis FPMPA itu mengaku kesal. (Alan)
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas