IJN | Lebih dari 100 warga Palestina tewas dan 150 lainnya luka-luka dalam serangan udara Israel di kompleks apartemen kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza, Al Arabiya melaporkan pada Selasa 31 Oktober 2023, mengutip kementerian kesehatan.
Israel mengebom kamp pengungsi dengan 6 bom, masing-masing seberat satu ton bahan peledak, menurut kementerian dalam negeri Gaza.
Jumlah total korban tewas dan terluka dalam serangan udara telah diperbarui menjadi 400 orang.
Rekaman video AFP dari lokasi kejadian menunjukkan setidaknya 47 mayat ditemukan dari reruntuhan setelah serangan menghantam beberapa rumah di kamp tersebut.
Puluhan orang terlihat berdiri di tepi dua kawah besar saat orang-orang mencari korban yang selamat.
Kementerian Dalam Negeri Gaza melaporkan kamp pengungsi Jabalia telah “hancur total” akibat pemboman Israel.
“Bangunan ini menampung ratusan warga. Angkatan udara Israel menghancurkan distrik ini dengan enam bom buatan AS. Ini adalah pembantaian terbaru yang disebabkan oleh agresi Israel di Jalur Gaza,” kata juru bicara Iyad al-Bazum kepada wartawan di luar rumah sakit di Khan Younis.
“Komunitas internasional harus segera bertindak untuk menghentikan Israel sebelum terlambat.”
Warga Jabalia, Ragheb Aqal, menggambarkan pengeboman itu sebagai “gempa bumi” yang mengguncang seluruh kamp pengungsi.
“Saya pergi dan melihat kehancuran… rumah-rumah terkubur di bawah reruntuhan dan potongan-potongan tubuh serta banyak orang yang mati syahid dan terluka,” kata pria berusia 41 tahun itu.
Orang-orang masih “mengangkut jenazah anak-anak, perempuan dan orang tua”, tambahnya.
Juru bicara Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan tim sedang bekerja di lapangan untuk mencoba memindahkan korban ke rumah sakit menyusul serangan di kamp pengungsi Jabalia.
“Situasinya benar-benar mengerikan,” kata Nebal Farsakh kepada Al Jazeera dari Ramallah. “Kami telah menyaksikan peningkatan jumlah korban di kalangan warga sipil Palestina di Gaza akibat serangan terhadap bangunan tempat tinggal, rumah, jalan, serta tempat ibadah dan rumah sakit.
“Rumah sakit sudah kewalahan, dan mereka hampir tidak mampu menangani meningkatnya jumlah korban yang mereka hadapi setiap jamnya,” kata Farsakh.
“[Rumah sakit] bekerja dengan kapasitas penuh. Hal ini terjadi pada saat yang sama ketika semua rumah sakit benar-benar kolaps karena kekurangan pasokan medis serta obat-obatan, dan mereka kehabisan bahan bakar, yang sangat dibutuhkan”.
Ahmad al-Kahlout, direktur pertahanan sipil Gaza, telah memohon bantuan internasional untuk menyediakan bahan bakar ke rumah sakit yang kelebihan beban setelah serangan Israel terbaru menewaskan dan melukai ratusan orang di kamp pengungsi Jabalia.
“Tempat tidurnya tidak cukup, korban tewas dan luka tergeletak di lantai. Kami tidak dapat menjamin pengobatan untuk siapa pun. Tanpa bahan bakar, operasional kami akan terhenti total. Pasien perawatan intensif, pasien ginjal semuanya akan kehilangan nyawa. Dunia menandatangani surat perintah kematian terhadap orang-orang ini,” kata al-Kahlout kepada Al Jazeera.
Militer Israel tidak segera mengomentari serangan tersebut.
Beberapa jam sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengatakan 8.525 warga Palestina telah tewas di Gaza sejak Israel melancarkan kampanye pengeboman pada 7 Oktober, sebagian besar anak-anak dan perempuan.
Perang meletus setelah militan Hamas dari Gaza melancarkan serangan terhadap komunitas Israel dan pos militer, menewaskan sekitar 1.400 orang, menurut pejabat Israel