07 Apr 2025 | Dilihat: 264 Kali

Kebijakan Trump Bikin Puluhan Ribu Warga AS Turun ke Jalan

noeh21
Ilustrasi demo di AS (Foto: AFP)
      
IJN - New York | Massa memadati jalan di kota-kota besar Amerika Serikat (AS). Mereka memprotes terhadap sejumlah kebijakan Presiden AS Donald Trump.

Dilansir AFP, Minggu (6/4/2025), ada puluhan ribu orang yang melakukan unjuk rasa. Ini merupakan demonstrasi terbesar sejak Trump kembali ke Gedung Putih.

Mereka menyampaikan keberatan atas kebijakan Trump seperti pemangkasan jumlah staf pemerintah hingga tarif perdagangan dan pengikisan kebebasan sipil -- berunjuk rasa di Washington, New York, Houston, Florida, Colorado, dan Los Angeles, pada Sabtu (5/4) waktu setempat.

"Saya sangat marah, saya sangat marah, sepanjang waktu, ya. Sekelompok pemerkosa kulit putih yang memiliki hak istimewa mengendalikan negara kita. Itu tidak bagus," kata seorang pelukis di New York, Shaina Kesner, yang bergabung dengan kerumunan demonstran yang berdemo di jantung kota Manhattan.

Lihat juga : Makin Panas! China Kenakan Tarif 34% Balas Perang Dagang Trump

Di Washington, ribuan demonstran -- banyak yang datang dari seluruh Amerika Serikat -- berkumpul di National Mall, tempat puluhan pembicara menggalang aksi demo menentang Trump.

"Kami memiliki sekitar 100 orang yang datang dengan bus dan van dari New Hampshire untuk memprotes pemerintahan yang keterlaluan ini (yang) menyebabkan kita kehilangan sekutu di seluruh dunia, dan menyebabkan kehancuran bagi orang-orang di sini di tanah air," kata Diane Kolifrath (64), seorang pemandu wisata sepeda.

"Mereka menghancurkan pemerintahan kita," imbuhnya.

Unjuk Rasa di LA-Jerman

Kemudian unjuk rasa di Los Angeles, seorang wanita berpakaian seperti karakter dari novel dystopian "The Handmaid's Tale" melambaikan bendera besar dengan pesan: "Keluar dari rahimku," yang merujuk pada kebijakan anti-aborsi Trump.

Lalu, di Denver, Colorado, seorang pria di antara kerumunan besar pengunjuk rasa mengangkat plakat bertuliskan "Tidak ada raja untuk AS."

Lihat Juga : Temui Diaspora di Inggris, Menkum Ajak Diaspora Berkontribusi Bagi Indonesia

Unjuk rasa bahkan meluas ke beberapa ibu kota Eropa, tempat para demonstran menyuarakan penentangan terhadap Trump dan kebijakan perdagangannya yang agresif.

"Apa yang terjadi di Amerika adalah masalah semua orang," kata Liz Chamberlin, seorang warga negara AS-Inggris kepada AFP dalam sebuah unjuk rasa di London, Inggris.

"Itu kegilaan ekonomi... Dia akan mendorong kita ke dalam resesi global," ujarnya.

Sementara itu, di Berlin, Jerman, pensiunan berusia 70 tahun, Susanne Fest mengatakan Trump telah menciptakan "krisis konstitusional," seraya menambahkan, "Orang itu gila."  

Kebijakan Trump

Diketahui, sejumlah kebijakan Trump banyak yang menjadi sorotan. Terbaru, ada kebijakan mengenai tarif 32% untuk barang dari RI yang masuk ke AS.

Lihat Juga : Netanyahu Tunjuk Jenderal Eyal Zamir Jadi Panglima Militer Baru Israel

Tarif itu diterapkan karena Trump menyebut Indonesia mengenakan tarif 64% untuk barang-barang dari AS. Dikutip dari situs resmi Gedung Putih, Kamis (3/4/2025), Trump menyinggung tarif yang dikenakan Indonesia terhadap produk etanol asal AS, yakni 30%.

Dia mengatakan tarif itu lebih besar dari yang diterapkan AS untuk produk serupa, yakni 2,5%.

Selain itu, Trump juga mempersoalkan kebijakan nontarif. Dia menyoroti kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di berbagai sektor, perizinan impor yang sulit hingga kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang mengharuskan perusahaan sumber daya alam menyimpan pendapatan ekspor di rekening dalam negeri

"Indonesia menerapkan persyaratan konten lokal di berbagai sektor, rezim perizinan impor yang kompleks, dan mulai tahun ini akan mengharuskan perusahaan sumber daya alam untuk memindahkan semua pendapatan ekspor ke dalam negeri untuk transaksi senilai USD 250.000 atau lebih," demikian ujar Trump.

Selain tarif pada barang impor, kebijakan Trump lainnya juga ada seperti deportasi massal, kuasa lewat perintah eksekutif tanpa perlu persetujuan Kongres. Kebijakan itu ramai dibicarakan di AS dan luar AS.




Sumber : Detik.com