IJN - Banda Aceh | Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) Pusat, Azhari Cage mengecam keras pernyataan yang disampaikan oleh mantan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Ghazali Abbas yang dinilai selalu mendiskrditkan eks kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Azhari Cage mengaku berang karena Ghazali Abbas, selalu mengaitkan dana 650 miliar dengan eks kombatan GAM. "Kita mengharapkan Pak Ghazali janganlah menjadi provokator tua yang selalu menghubungkan eks kombatan GAM dengan dana 650 M," katanya.
Dalam rilis yang diterima Media INDOJAYANEWS.COM, Kamis malam 13 Februari 2020, mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh dari Partai Aceh itu menegaskan, dana 650 M tersebut dikelola oleh dinas pada masa pemerintahan Gubernur Zaini Abdullah, dan dainggap sudah sesuai administrasi.
"Tata cara serta spekifikasi dinas yang penanggung jawabnya dan KPA nya adalah dinas sendiri, sedangkan masyarakat hanya sebagai penerima barang yang sudah diverifikasi," kata Azhari Cage.
Kalau tidak sesuai, ujar pria yang kerap disapa Bang Cagee itu, maka tentu tidak diserahkan. "Dan (masalah) itu sudah clear (selesai), itu bermakna bukan uang tapi barang yang diterima dan sudah sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang berlaku," ungkapnya.
"Jadi, ini perlu saya ingatkan kepadap Ghazali Abbas dan semua pihak yang terus menghubungkan dana 650 M dengan eks kombatan, seakan-akan eks kombatan GAM telah mengambil uang 650 M secara tunai."
Menurut Azhari Cagee, isu dana 650 miliar itu sengaja dihembuskan ke publik, biasanya menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) dan pemilihan legislatif (Pileg), yang tujuannya untuk memprovokasi.
"Saya kadang-kadang (merasa) aneh melihat Pak Ghazali Abbas, apakah beliau masih berpikir di dalam logika kewarasan, sehingga terus menerus menebar kebencian terhadap Wali Nanggroe dan eks kombatan," ujarnya.
Padahal, lanjut eks GAM tersebut, perjuangan GAM dan Wali Nanggroe telah banyak berjasa untuk Aceh, termasuk mendatangkan triliunan uang dari Pemerintah Pusat setiap tahunnya.
"Dalam logika kewarasan, seharusnya Ghazali Abbas bersyukur dengan perjuangan GAM. (sehingga) Aceh memiliki dana otsus yang berlimpah, yang dapat dinikmati oleh masyarakat Aceh secara umum. Sedangkan eks kombatan sampai kini rata-rata masih hidup serba kekurangan," bebernya.
Begitu juga dengan keberadaan Lembaga Wali Nanggroe, yang sangat berarti untuk mengimplementasikan UUPA dan butir-butir MoU Helsinki antara Aceh dengan Pemerintah Pusat. "Seharusnya Pak Ghazali berterimakasih pada eks kombatan yang telah berjuang membuat perubahan untuk Aceh."
Cagee juga mengharapkan kepada semua pihak khususnya rakyat Aceh, agar tidak mudah terprovokasi dengan isu yang tidak jelas, yang diduga sengaja dihembuskan untuk mengacaukan suasana damai Aceh.
"Saya juga mengingatkan kepada seluruh eks kombatan GAM se-Aceh untuk tidak menanggapi secara berlebihan," demikian tutup Jubir KPA Pusat, Azhari, S.IP
Penulis : Hendri
Editor : Hidayat. S