Pesona Wisata Pidie : Gua Tujoh Jejak Bertapaan Tempat 7 Aulia Menuju Mekkah
Pesona Wisata Pidie Gua Tujoh, di Desa Laweung, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. (Foto dok indojayanews.com)
IJN – Pidie | Raymon penasaran. Itu terjadi setelah pria yang bermukim di Medan, Suamtera Utara ini membaca sejumlah literasi tentang wisata Islami di Provinsi Aceh. Ya, salah satunya terdapat di Kabupaten Pidie. Setelah sampai di Banda Aceh, Raymon bincang dengan saudaranya untuk menuju Kabupaten Pidie.
Adalah wisata Islami Gua Tujoh yang jadi tujuan. Lokasinya berada di Jalan Banda Aceh KM 100, tepatnya di Desa Laweung, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Jarak tempuh yang dibutuhkan Raymon dari Banda Aceh sekira 2 jam lebih.
Apalagi menurut Raymon, dalam literasi disebutkan bahwa Gua Tujoh atau biasa dikenal Guha Tujoh Laweung, yang konon katanya bisa sampai ke Mekkah. Singkat cerita, sampai di sana membuat Raymon takjub dengan kebesaran Ilahi Robbi. Pasalnya, di Gua Tujoh itu dipenuhi stalagmit dan stalaktit. Aroma misteri terpancar saat Raymon menjajakkan kakinya Gua Tujoh yang disebut tempat bertapaan tujuh aulia menuju tanah suci Mekkah itu.
Bahkan kepercayaan bahwa gua ini bisa tembus sampai ke Mekkah telah berkembang secara turun temurun di masyarakat setempat. Kisah mistis ini terus berkembang hingga membuat Raymon yang jauh-jauh datang dari Kota Medan tertarik untuk menyambangi gua ini.
Perjalan ke gua ini bisa ditempuh dengan menggunakan kendaran motor atau mobil wisata. Perjalan yang mendaki jalan atas pegunungan dan tepi laut ini memiliki kenikmatan tersendiri, pasalnya wisatawan bisa menikmati panorama alam yang luas
Gua tujuh menjadi tempat yang dikeramatkan oleh orang Aceh. Makanya tak heran ada sebagian orang menyebut dengan ziarah ke Gua Tujuh, bukan tempat wisata. Memang, karena sedikit dikeramatkan, bagi pengunjung yang masuk ke Gua Tujoh sebaiknya berhati-hati setelah melewati pintu masuk.
Pintu masuk Gua Tujo, di Kabupaten Pidie.
Apalagi perjalanan menurun melewati tangga kayu yang sudah disediakan. Namun, untuk bisa lebih menikmati pemandangan di dalam gua, sebaiknya Anda membawa alat penerang, obor atau senter, karena di dalam gua itu sangat gelap dan pengab, lantainya pun sedikit licin karena bekas pengendapan air hujan.
Selain ada tempat pertapaan para aulia, juga terdapat sebuah batu besar yang bergantung tanpa ada penahan. Keberadaan batu anti gravitasi ini kemudian membuat banyak orang penasaran ingin datang langsung untuk menyaksikan fenomena langka itu. Batu yang anti gravitasi ini disebut Bate Meugantung (batu bergantung).
Selain batu gantung, dalam gua juga terdapat benda-benda yang terbuat dari batu berbentuk tempat tidur, burung dan lain-lain. Menariknya lagi, kata Raymon, pengunjung bisa menikmati udara yang berada di Gua Tujoh tersebut.
"Jadi saat saya berada di dalam gua itu ada air yang kata pengunjung di sana bisa langsung diminum tanpa harus memasak. Air yang jernih dan segar ini diyakini bisa menjadi obat. Dan saya sudah mencoba, airnya begitu segar dan nimat sekali," ujar Raymon yang mengaku sangat takjub akan keberadaan Gua Tujoh kepada media Indojayanews.com, Senin 9 September 2024.
Disebutkan juga terdapat gua-gua kecil di seputar Gua Tujuh, yakni Guha Uleu (Gua Ular), Guha Mie (Gua Kucing) dan Guha Rimueng (Gua Harimau ). Namun gua-gua kecil ini tidak dapat diakses masuk oleh pengunjung.
Meski ada tujuh pintu atau terowongan di gua ini, namun tidak semua terowongan bisa dikunjungi. Karena ada terowongan yang sudah tertutup batu, ada juga pintu terowongan yang sangat kecil. Jika ingin memasukinya, pengunjung harus mempertahankan 2 sampai 3 meter.
Menurut data dari berbagai sumber, terbentuknya gua tujuh merupakan hasil penurunan muka air laut (air permukaan laut) hingga mengakibatkan daerah tersebut tersingkap ke atas permukaan hingga saat ini. Oleh karena itu, jika Anda naik ke atas gua, Anda akan menikmati pemandangan pegunungan bebatuan dan laut.
Wisata yang dikelola oleh warga setempat ini tidak menetapkan harga untuk masuk atau pemandu dalam gua, namun mereka akan menerima berapa pun yang akan dibayar oleh wisatawan yang mengunjungi gua.
Tak cuma Raymon, Amri yang merupakan warga Aceh Timur juga mengunjungi tempat wisata religi Gua Tujoh. Amri pun tak menampik jika kabar yang didapat bahwa Gua Tujoh ini sering dijadikan tempat pertapaan baik oleh orang-orang yang berasal dari Aceh, mau pun dari luar Aceh.
Para warga di daerah Laweung ini pun percaya, kalau gua ini merupakaan media perjalanan para ulama untuk melakukan ibadah haji ke Mekah.
Warga sekitar juga percaya bahwa di dalam gua yang tak berujung tersebut tersimpan harta kekayaan berupa emas dari zaman kerajaan dahulu kala. Selain hal itu, para warga juga meyakini bahwa ukiran ayat Al Quran yang tertulis jelas di atap bebatuan gua itu bukanlah ukiran manusia, melainkan sudah ada dari bebatuan di atas atap gua tersebut. (ADV)