IJN - Militer Israel dilaporkan menunda invasinya ke Jalur Gaza, Palestina, yang direncanakan akhir pekan. Penyebabnya, terjadi cuaca buruk di wilayah Israel.
Seperti dilansir New York Times, Senin 16 Oktober 2023, tiga perwira senior militer Israel yang enggan disebut namanya mengungkapkan bahwa militer Israel sedang bersiap menyerang Jalur Gaza via darat. Puluhan ribu tentara Israel diperintahkan untuk merebut Gaza City, wilayah yang dikuasai Hamas dan kota terbesar di Jalur Gaza.
Tentara-tentara Israel juga ditugaskan untuk menghancurkan kepemimpinan Jalur Gaza saat ini, yang dipegang oleh para pejabat Hamas.
Invasi ke Jalur Gaza itu awalnya direncanakan pada akhir pekan. Namun menurut sejumlah perwira militer Israel, rencana invasi itu tertunda selama beberapa hari, setidaknya sebagian akibat cuaca buruk yang dinilai akan mempersulit pilot dan operator drone Israel untuk memberikan perlindungan udara bagi pasukan darat.
Selain pasukan infanteri, pasukan tempur Israel yang dikerahkan akan mencakup tank, kendaraan pendeteksi ranjau, dan pasukan komando. Pasukan darat Israel akan dilindungi oleh pesawat tempur, helikopter tempur, drone udara dan tembakan artileri dari darat dan lautan.
Rencana Invasi Gaza
Jika invasi ini terjadi, akan menjadi operasi darat terbesar Israel sejak negara Yahudi itu menginvasi Lebanon tahun 2006. Ini juga akan menjadi yang pertama bagi Israel untuk merebut daerah kantong Palestina itu, yang sempat mereka duduki selama Perang Enam Hari tahun 1967 silam.
Militer Israel sejauh ini memang belum secara resmi mengumumkan bahwa mereka akan melancarkan serangan darat ke Jalur Gaza. Namun Tel Aviv telah mengonfirmasi bahwa tim pengintai militer sempat memasuki secara singkat wilayah perbatasan Jalur Gaza pada Jumat (13/10) waktu setempat.
Ditegaskan juga oleh militer Israel bahwa pasukannya meningkatkan 'kesiapan' untuk perang darat. Tidak hanya itu, Israel juga mengerahkan pasukan dan peralatan militer ke dekat perbatasan Jalur Gaza. Disebutkan bahwa ada ratusan ribu tentara Israel yang disiagakan di perbatasan wilayahnya dengan Jalur Gaza.
Israel Ingin Hancurkan Hamas
Sebelumnya, militer Israel mengumumkan tujuan utamanya untuk melenyapkan hierarki politik dan militer tertinggi pada Hamas setelah serangan mematikan didalangi kelompok militan itu pada Sabtu (7/10) lalu, yang sejauh ini dilaporkan menewaskan lebih dari 1.400 orang.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF), Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan pada Sabtu (13/10) waktu setempat bahwa tujuan militer Israel adalah 'menghancurkan Hamas dan melenyapkan para pemimpinnya setelah pembantaian yang mereka lakukan'.
"Organisasi itu tidak akan memerintah Gaza secara militer dan politik," tegas Hagari.
Seorang juru bicara militer Israel lainnya, Letnan Kolonel Richard Hecht, mengatakan secara terpisah bahwa pasukan negara Yahudi itu secara khusus akan fokus membunuh Yahya Sinwar, seorang pejabat tinggi Hamas yang kantornya berada di Gaza City, sama seperti kantor pemerintah Hamas.
Israel, sebut Hecht, menganggap Sinwar bertanggung jawab atas serangan mematikan terhadap Israel pada Sabtu (7/10) lalu.
"Pria itu ada dalam pengawasan kami. Dia sama saja seperti orang mati yang sedang berjalan, dan kita akan menangkapnya," tegas Hecht merujuk pada Sinwar.
Sementara itu, invasi darat Israel dikhawatirkan akan memicu krisis kemanusiaan dan kemungkinan pengasingan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza. Militer Israel sejak akhir pekan menyerukan agar warga Jalur Gaza di bagian utara untuk segera mengungsi ke wilayah selatan, yang diperkirakan tidak menjadi fokus tahap awal invasi darat Israel.