29 Feb 2020 | Dilihat: 1242 Kali

Azhari Cagee Sentil Organisasi HAM Dunia hingga Pemerintah Aceh dan DPRA

noeh21
Azhari Cagee. Foto: Istimewa
      
IJN - Banda Aceh | Mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh, Azhari SIP atau Azhari Cage, mengaku sangat sedih karena umat Islam di India dibantai oleh umat Hindu, sementara negara-negara mayoritas muslim hanya diam tak bergeming.

Mantan Ketua Komisi I DPRA itu mengatakan, dirinya mengutuk keras pembantaian dan diskriminasi yang dilakukan tanpa menghargai toleransi terhadap umat Islam di India.

"Saya mengutuk keras atas apa yang terjadi di India terhadap umat Islam. Yang terjadi disana sungguh sangat tidak berperikemanusiaan, umat Islam diserang oleh orang-orang yang beragama Hindu sampai-sampai mesjid dibakar," ungkap Azhari Cagee, Sabtu 29 Februari 2020.

Juru Bicara (Jubir) Komite Peralihan Aceh (KPA) itu juga mengaku prihatin dengan keberadaan organisasi Hak Asasi Manusia (HAM) yang terkesan tak peduli dan selalu diam saat umat Islam dibantai oleh orang yang tidak senang kepada Islam.

"Kalau umat Islam yang melakukannya, ini tentu sudah heboh dunia internasional dan langsung dituduh teroris, tapi kalau terjadi atas umat Islam, dunia seakan diam, organisasi organisasi HAM seakan bungkam. Ini sangat kita sesalkan," katanya.

Azhari Cagee meminta kepada Plt Gubernur Aceh dan DPRA, juga Pemerintah Pusat, agar bersuara terhadap pembataian dan pembakaran masjid di India, karena dianggap sangat jauh dari toleransi beragama dan dinilai sangat biadap.

"Sebagai umat Islam, saya mengutuk keras atas intoleransi yang terjadi di India.  Sebagai muslim tentunya dimanapun muslim yang ada di belahan dunia adalah ibarat tubuh yang satu yaitu bersaudara. Apabila salah satu dari mereka sakit, maka kita merasakan sakitnya juga," jelasnya.

"Saya heran dengan Pemerintah Aceh dan DPRA, kalau bagian anggaran dan AKD mereka saling bertikai dan menyerang, tetapi ketika masalah yang menyangkut dengan pembantaian umat muslim di India, meraka diam tidak bersuara."

Kata Cagee, pangkat dan jabatan yang dimiliki harusnya dipergunakan untuk kepentingan Islam dan orang banyak. "Kita bersedih kenapa, ketika pembantaian umat Islam di India, Uighur, Suriah, Palestina, tapi umat Islam dan negara negara Islam masih banyak diam dan belum bersatu," ujarnya.

"Saya mengajak Pemerintah Aceh dan DPRA untuk bersuara tentang hal ini. Bila kita diam tanpa suara apapun, suatu saat bukan tidak mungkin hal-hal demikian akan Aceh rasakan. Allah sedang menguji umat Islam di belahan bumi India."

Terakhir, mantan Kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) itu mengajak seluruh Rakyat Aceh berdoa di dayah-dayah dan masjid-masjid maupun di Meunasah, untuk keselamatan kaum muslimin India.

"Mari kita berdoa untuk keselamatan dan ketabahan, agar ujian Allah cepat berlalu untuk 200 juta umat Islam yang ada di India atau 14 persen dari jumlah penduduk India secara keseluruhan," demikian pungkasnya.

Editor: Hidayat. S
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas