IJN - Banda Aceh | Ketua Umum Dewan Pimpinan Aceh (DPA) Partai Aceh (PA) H. Muzakir Manaf (Mualem) menyampaikan Partai Aceh akan selalu terbuka dan siap berkoalisi dengan berbagai partai politik nasional (Parnas) maupun partai politik lokal (Parlok) pada Pilkada Aceh 2022 mendatang.
Penegasan itu disampaikan Mualem, didampinggi Sekjen PA H. Kamaruddin Abu Bakar (Abu Razak), melalui Juru Bicara DPA Partai Aceh, Muhammad Saleh, mensikapi kondisi politik terkini di Aceh atau jelang Pilkada 2022 mendatang, Rabu 3 Juni 2020 di Banda Aceh.
Menurut Mualem, keterbukaan koalisi PA dimaksud merupakan keputusan yang wajar dan normal, demi kemajuan pembangunan dan kesejahteraan rakyat Aceh, melalui mandat politik yang diberikan rakyat Aceh kepada partai politik yang ada.
Hanya saja, apa pun keputusan koalisi nantinya, harus dibangun berdasarkan saling pengertian dan kesamaan sikap maupun visi serta misi untuk membangun masa depan Aceh lebih baik.
"Partai Aceh sangat menghargai dan menghormati berbagai wacana mengenai dinamika yang saat ini sedang terjadi melalui media daring maupun media sosial, terutama mengenai sosok calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Bupati dan Wakil serta Wali Kota dan Wakil Walikota di Aceh," kata Mualem melalui Jubir Partai Aceh, Muhammad Saleh.
Menurut Mualem, adanya kontribusi dan partisipasi media pers serta publik terhadap proses kontenstasi demokrasi lima tahunan tersebut, sebagai bukti adanya kepedulian terhadap kemajuan Aceh di masa akan datang.
Hanya saja ujar Mualem, semua langkah, kebijakan dan keputusan strategis-taktis tersebut, harus dibicarakan secara mendalam dari masing-masing parpol, termasuk Partai Aceh. Sehingga, apa pun hasilnya nanti, merupakan keputusan yang benar-benar lahir dari niat dan keinginan yang tulus untuk bersama-sama membangun Aceh.
"Hingga saat ini, memang sejumlah pimpinan Parnas di Jakarta dan Parlok di Aceh telah membangun komunikasi yang intens dengan Mualem serta Partai Aceh. Dan, mulai ada pembicaraan yang mengarah pada koalisi nantinya," ungkap Mualem melalui Jubir Muhammad Saleh.
Muhammad Saleh, juga menjelaskan, sejak 2017 lalu, Partai Aceh telah merajut kerjasama di parlemen Aceh (DPRA) yaitu Koalisi Aceh Bermartabat (KAB). Koalisi ini akan terus berlangsung dan tumbuh dari kesadaran kolektif dari sejumlah parpol terhadap kondisi Aceh saat ini dan mendatang.
Karena itulah, lanjut Muhammad Saleh, Partai Aceh tetap membuka diri untuk membangun koalisi dengan berbagai parpol. Selama berada dalam satu tanggungjawab bersama yaitu, membawa rakyat Aceh menjadi lebih baik dan sejahtera.
"DPA Partai Aceh akan membentuk desk khusus untuk membicarakan masalah ini. Termasuk membangun komunikasi dan sinergi dengan sejumlah parnas dan parlok yang ada," ucap Muhammad Saleh.
Tugas utama desk ini adalah, menyusun calon Gubernur dan Wakil, Bupati dan Wakil serta Walikota dan Wakil dari internal (PA) maupun eksternal (partai) yang akan berkoalisi.
Misal, untuk kabupaten atau kota A, Partai Aceh akan berkoalisi dengan PNA. Pada kabupaten atau kota B, Partai Aceh bisa dengan PAN. Untuk kabupaten dan kota C dan D, terbuka dengan PKS dan Gerindra.
Tapi, ada kabupaten dan kota E, Partai Aceh mengusung paket calonnya sendiri.
"Jadi, tidak dengan satu parpol dan semua itu tentunya, disesuaikan aturan dan perundang-undangan yang berlaku. Terutama perolehan kursi di DPR Aceh, DPRK (kabupaten dan kota)," jelas Saleh, begitu dia akrab disapa.
Selain itu, Mualem serta Abu Razak mengucapkan terima kasih atas partisipasi media pers dan masyarakat Aceh yang telah mencurahkan perhatiannya terhadap pelaksanaan Pilkada 2022 mendatang.
"Kami sadar, untuk membangun Aceh lebih baik tidak bisa sendiri, tapi harus bersama-sama. Partai Aceh secara terbuka siap menerima saran konstruktif dari berbagai elemen masyarakat Aceh seperti, ulama, akademisi, cendikiawan, aktivis LSM, pengusaha, mahasiswa dan aktivis perempuan," demikian kata Mualem melalui Jubir PA, Muhammad Saleh. (Red)