28 Sep 2019 | Dilihat: 663 Kali

Kolasme, Eksebisi Tahunnan Ala Disbudpar Kota Bandung Tingkatkan Ekonomi Kreatif

noeh21
Tantan Syurya Santana, Sekertaris Disbudpar Kota Bandung dan pertunjukan Musiconic di de Majestic Kota Bandung (Jumat, 27/9/2019).
      
IndoJayaNews - Demi memacu brand Kota Bandung sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata terkuat di Indonesia, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung di tahun 2019 telah mencanangkan Kolasme (Kolase Turisme). Hajatan atau keramaian ini  rencananya akan rutin digelar pada setiap bulan September yang berdekatan dengan HUT Kota Bandung tepatnya di setiap tanggal 25 September.

Kepada redaksi makna Kolasme ini  dijelaskan oleh jajaran Disbudpar Kota Bandung bersamaan pada gelaran Musiconic, Jumat, 27 September 2019, di Gedung Pertunjukan de Majestic Jalan Braga No.1 Bandung. Turut hadir dalam helatan Kolasme ini, di antaranya Sekretaris Disbudpar Kota Bandung Tantan Syurya Santana; Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Disbudpar Kota Bandung, Tris Avianti; dan Kepala Seksi Bidang Ekonomi Kreatif Disbudpar Kota Bandung Sanny Megawati.

Tris Avianti usai helatan Musiconic kepada para pegiat media menjelaskan, makna Kolasme atau Kolase Turisme, menurutnya ini adalah suatu bentuk eksibisi dan selebrasi dalam kaitan merayakan World Tourism Day atau Hari Pariwisata Dunia yang jatuh setiap tanggal 27 September.“Kolasme akan selalu mempromosikan kreatif turisme kota Bandung kepada masyarakat lokal, nasional, dan internasional.”  

Lebih jauh menurut Tris Avianti, bahwa Hari Pariwisata Dunia ini berdekatan dengan Hari Jadi Kota Bandung setiap tanggal 25 September. “Ini  menjadi peluang mengkampanyekan Kota Bandung sebagai kota yang punya daya pikat pariwisata, yang layak diperkenalkan kepada dunia,” tambahnya dengan penekanan –“Kolasme ini pun kami sinergikan sambil mengkampanyekan 17 Sustainable Development Goals (SDG’s) sebagai agenda utama UN (United Nations). Ini akan banyak manfaatnya bagi warga Kota Bandung, mengajak pelaku kreatif mengetahui dan mengenali pariwisata sebagai bagian dari masyarakat kreatif turism.”

Lebih jauh menurut Tris Avianti, sejatinya ada enam sub-sektor ekonomi kreatif yang berperan dalam Kolasme, antara lain, sub-sektor Animasi dan Games Developer, Fotografi, Film, Animasi dan Video, Penerbitan, Periklanan, serta Televisi dan Radio. “Kolasme pada tahun 2019 ini menitikberatkan pada sub-sektor Film sebagai motor penggerak sub-sektor yang lain.”  

 Musiconic yang Iconic

Masih pada kesempatan yang sama, Sekretaris Disbudpar Kota Bandung Tantan Syurya Santana di sela-sela kegiatan Musiconic mendedarkan, dewasa ini musik diibaratkan sebagai kebutuhan pokok : “Musik bahkan sudah menjadi kebutuhan hidup, tak heran banyak musisi asal kota Bandung yang berkiprah hingga internasional,” ujarnya dengan menambahkan –“Tugas pemerintah adalah sebagai inisiator dan fasilitator.”

Tantan Syurya Santana pun berharap  ajang Musiconic yang iconic ini menjadi wadah bagi musisi untuk kerap bersilaturahmi dan bersaing secara sehat. “Tahun depan Musiconic akan diadakan lagi dengan lebih baik. Tahun ini saja Musiconic melibatkan 54 band, dan 500 musisi. Dipastikan tahun depan akan lebih banyak lagi, dan kualitas pun dipastikan  meningkat.”

Pentahelix & Ekonomi Kreatif

Masih pada kesempatan yang sama, Kepala Seksi Bidang Ekonomi Kreatif Disbudpar Kota Bandung Sanny Megawati mengatakan, lembaganya akan terus mempromosikan Patron Aplikasi Ekonomi Kreatif Berkelanjutan (Patrakomala), mempromosikan Bandung Creative Hub (BCH) sebagai pusat sarana kreatifitas para pelaku kreatif di Kota Bandung, dan mempromosikan Kreatif Turisme kota Bandung.

“Sasarannya para pemangku kepentingan dalam ekosistem sub-sektor prioritas seperti arsitektur, desain grafis, desain interior, desain produk, para pemangku kepentingan dalam ekosistem sub-sektor unggulan seperti fesyen, kuliner, musik, film, animasi dan video, serta para pemangku kepentingan dalam ekosistem sub-sektor penunjang Brand Integrity Kolase Turisme yakni sub-sektor aplikasi dan games developer, fotografi, penerbitan, periklanan, serta sub-sektor televisi dan radio,” ujar Sanny Megawati.

Kesimpulannya, menurut redaksi para nara sumber ini berharap aneka kegiatan Disbudpar Kota Bandung, bisa berlangsung dalam konteks sinergi Pentahelix seperti dengan ekonomi kreatif dan ekosistem pariwisata – melibatkan kalangan Akademis, Bisnis, Komunitas, Pemerintah, dan Media, secara berkelanjutan dengan kondisi yang terus berkembang. Bila merujuk ke salah satu pengunjung gelaran penutupan Kolasme di de Majestic Jumat malam itu, ada yang berkata :”Naga-naganya Kolasme bisa bikin Bandung tambah melambung”. (Harri Safiari)
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas