IJN - Sabang | Sebagai daerah tujuan destinasi Wisata, Kilometer Nol Indonesia, Kota Sabang terpilih menjadi destinasi pariwisata terunik dalam ajang Anugerah Pariwisata Indonesia (API) 2019.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia, Jumat, 22 November 2019 di Jakarta.
Dikatakan Walikota Sabang Nazaruddin S.I.Kom, Iya wisata Kilometer Nol Indonesia kita dapat juara satu wisata terunik di Indonesia, dan ini akan terus Kita pertahankan.
"Setelah Kota Sabang, wisata terunik posisi kedua diraih oleh destinasi wisata Gua Mabala di Kabupaten Sabu Raijua, dan ketiga wisata Danau Kaolin di Kabupaten Bangka Tengah," ujar Nazaruddin.
Menurutnya, penghargaan tersebut menjadi motivasi Pemerintah Kota Sabang untuk terus berinovasi dan bekerja dalam upaya meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara ke Kota Sabang.
"Pada intinya Pemerintah akan terus bekerja, dan terus berfikir bagaimana mempertahankan penghargaan yang telah kita dapatkan dan mampu bersaing dengan daerah-daerah lain," ungkap Nazaruddin.
Sementara Kepala Disparbud Kota Sabang, Faisal S.Sos MAP menanggapi, "Kedepannya kita akan lebih bersinergi dengan BPKS dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh dalam mengelola sektor ini, karna ini termasuk dalam kawasan hutan wisata," kata Faisal.
Diketahui, Tugu Nol Kilometer diresmikan pada 9 September 1997 oleh Wakil Presiden RI Try Sutrisno, sehingga tugu itu menjadi simbol perekat dari Sabang sampai Merauke.
Namun, seiring berjalannya waktu tugu itu beberapa kali dilakukan renovasi,
Desain tugu kilometer nol itu memiliki beberapa arti filosofi, seperti empat pilar yang menjadi penyangga merupakan simbol batas-batas negara yaitu Sabang sampai Merauke dan Miangas sampai Pulau Rote.
Selanjutnya lingkaran besar pada tugu merupakan analogi dari angka nol dan motif senjata rencong menjadi simbol bahwa Aceh juga turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Sementara ornamen lainnya yang berbentuk segi delapan menggambarkan landasan ajaran Islam, kebudayaan Aceh dan Nusantara dalam lingkup yang luas sesuai delapan penjuru mata angin.
Seluruh arsitektur dari tugu memiliki pesan-pesan kebangsaan yang menyatukan keberagaman Indonesia.
Tak hanya tugu nol kilometer, tetapi Sabang juga memiliki keberagaman suku dan adat yang hidup harmonis.
Penulis : Windi
Editor : Mhd Fahmi