Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh , Dr. Edi Yandra, S. STP, MSP , Foto. Hendria Irawan/IJN
IJN - Banda Aceh | Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA) terus konsen meningkatkan kualitas minat baca masyarakat melalui berbagai program dan kegiatan literasi.
Hal itu seperti disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Dr. Edi Yandra, S.STP, MSP kepada IndoJayaNews.com, Selasa 4 April 2023.
Edi Yandra mengatakan, pihaknya fokus dalam meningkatkan kualitas gedung perpustakaan dengan tantangan teknologi.
“Gedung perpustakaan ini menjadi suatu tempat meningkatkan literasi bagi para pengunjung dari tingkat pelajar, mahasiswa dan masyarakat lainnya,”kata Edi Yandra.
Selain sebagai tempat membaca buku, kata Edi Yandra, gedung perpustakaan juga sebagai sarana rekreasi, diskusi, acara pertemuan, juga pusat kegiatan literasi, seperti seminar literasi dengan memberi edukasi kepada masyarakat.
“Kita membangun gedung ini untuk menambah edukasi dan literasi masyarakat, sehingga bisa melahirkan intelektual muda dari kalangan masyarakat,”katanya.
Edi Yandra menyebut, pihaknya juga telah menciptakan berbagai program-program, diantaranya sayembara buku khusus bagi pegiat literasi dan seluruh masyarakat Aceh. Bahkah pihaknya memberi kesempatan bagi putra-putri Aceh untuk menulis buku dengan karya nuansa lokal dalam bentuk sayembara.
“Tahun 2022 lalu kita telah menggagas sebanyak 30 buku, namun tahun 2023 ini karena keterbatasan anggaran sehingga bisa menggalakkan 7 buku,”jelasnya.
Tak hanya sayembara, lanjut Edi Yandra, pihaknya juga menggalakkan kampanye membaca bagi Pelajar dan Masyarakat ditingkat Gampong dengan melakukan road Show hingga ke Kabupaten/Kota se- Aceh.
“Kampaye membaca ini untuk mendorong minat baca semua pelajar dan masyarakat di daerah, hal ini juga tidak terlepas dari peran keluarga dan Pemerintah,”sebutnya.
Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA) juga menggalakkan program transpormasi pelayanan perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Kegiatan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan salah satu program pemerintah dalam rangka mengentaskan kemiskinan melalui pemberdayaan perpustakaan di daerah.
Edi Yandra menyebut program ini berdampak pada ekonomi masyarakat, contohnya perpustakan di gampong, segala prodak UMKM yang dihasilkan oleh masyarakat seperti nama produk telur asin, sabun sanlite dan sebagainya dan pustaka akan mempromosikan suatu tempat pajangan.
“Pelayanan perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan suatu pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya, literasi memberikan manfaat yang nyata, melalui pendidikan secara formal maupun program literasi secara umum. untuk itu perpustakaan hadir sebagai pusat belajar masyarakat yang menyediakan informasi dan fasilitas belajar masyarakat yang berperan sangat penting untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Penulis: Hendria Irawan