IJN - Banda Aceh | Kondisi kuala di Desa Deyah Raya Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh, sudah 3 (tiga) tahun terakhir mengalami pendangkalan. Akibatnya, nelayan setempat mengaku kesulitan saat melaut.
Kondisi tersebut terungkap saat acara peletakan batu pertama pembangunan MCK dan Balee Sembahyang (mushalla) oleh Ampon Puteh dan Guru Besar UIN Ar Raniry Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim MA, Selasa 5 Februari 2019.
"Kuala kami itu sudah sekitar 3 (tiga) tahun mengalami pendangkalan, sehingga nelayan kami selama ini terkadang kesulitan saat ingin pergi melaut," ujar Kepala Desa Deyah Raya Samsul Bahri, usia acara.
Samsul Bahri mengungkapkan, pendangkalan kuala setempat diduga akibat pembangunan Tempat Penurunan Ikan (TPI) Lampulo dan Waduk di Alue Naga. "Sehingga arus air disini tertahan, makanya terjadi kedangkalan," ungkap Samsul Bahri.
Saat ditanya upaya yang dilakukan untuk memperlancar kuala, tokoh masyarakat Desa Deyah Raya itu menuturkan, dirinya telah berupaya mengirim proposal bantuan kepada Pemerintah Aceh maupun Pemko Banda Aceh.
"Itu sekitar setahun yang lalu, tapi sampai saat ini belum ada tanda tanda respon dari Pemerintah Aceh maupun Pemko Banda Aceh," tutunya.
Ia pun mengharapkan perhatian pemerintah melalui dinas terkait. "Karena itu kami memohon dan berharap kepada pemerintah agar memberikan sedikit perhatian kepada kami, demi kemudahan warga kami yang berprofesi sebagai nelayan mencari nafkah di laut," harap Samsul Bahri.
Penulis : Hidayat S