26 Apr 2025 | Dilihat: 144 Kali

Pemanfaatan Limbah sebagai Peluang Ekonomi Diera Sulit

noeh21
Marbawi pelaku usaha budidaya unggas dan maggot di Kabupaten Bireuen. | (Foto Amiruddin/IJN)
      
IJN - Bireuen | Kondisi perekonomian seperti sekarang ini, tidak jarang beberapa pelaku usaha harus banting setir, banyak dari pedagang mereka merubah profesi terjun ke sektor perkebunan, pertanian, dan peternakan. 
 
Mensiasati kondisi tersebut, agar pundi-pundi ekonominya tetap berjalan, Marbawi, kini menjadi pelaku usaha dibidang unggas yang terbilang sukses di Kabupaten Bireuen. 
 
Kepada IJN, Sabtu 26 April, Marbawi menceritakan, untuk menekan biaya produksi unggas yang dibudidayakannya, dia memanfaatkan limbah seperti limbah dapur, limbah pasar, termasuk sisa makanan ekspayer diolah menjadi sumber pakan maggot. 
 
Maggot (larva lalat Black Soldier Fly), merupakan salah satu sumber pakan ternak yang memiliki protein tinggi, sehingga dengan alternatif tersebut ditargetkan peternak khususnya ayam kampung, entok dan ikan air tawar, seperti lele mendapatkan hasil yang memuaskan, ucap Marbawi.
 
Lebih lanjut, Marbawi mengatakan, budidaya maggot sebagai pakan ternak tentunya kita butuh kerja tambahan. Pasalnya, butuh waktu lagi mempersiapkan limbah untuk maggot. "Maggot paling rakus, yaitu bisa mengurai sampah organik 5 kali lebih besar dari bobotnya," sebut Marbawi.
 
Karenanya, kata dia, limbah atau sampah di Kabupaten Bireuen merupakan sebuah peluang ekonomi bila dimanfaatkan dengan benar. Puluhan ton sampah dihasilkan tiap hari berupa sampah organik sebanyak 60 persen yang bisa diurai menjadi sumber pakan untuk maggot. 
 
Dengan demikian, maggot dapat dijadikan pakan ternak dan ikan air tawar, dan menjadi program unggulan pemerintah daerah dalam mengelola sampah. 
 
Untuk maksud tersebut, katanya, dibutuhkan pembangunan bank sampah secara masif, pembangunan TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle), serta TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) kemudian hasil olahan sampah tersebut dijadikan sumber pakan maggot. 
 
Selain limbah yang dihasilkan rumahtangga dan pasar, lanjut Marbawi, Pabrik Kelapa Sawit (PKS) juga merupakan penyuplai sumber pakan maggot paling tinggi. Dimana, 
Limbah padat dari industri kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan untuk budidaya maggot (larva lalat Black Soldier Fly). 
 
Ini merupakan solusi berkelanjutan untuk pengelolaan limbah dan peluang ekonomi baru bagi petani serta pelaku usaha kecil.
Limbah padat seperti solid dan ampas yang sebelumnya tidak dimanfaatkan, kini diolah menjadi bahan baku pakan maggot.
 
Marbawi menyebutkan, limbah kelapa sawit atau solid yang dihasilkan melalui industri Pabrik Kelapa Sawit (PKS), biasanya besaran limbah tersebut yaitu 5% dalam bentuk basah dan 2% dalam bentuk kering. Ini merupakan potensi besar untuk sebuah produk pakan ternak terutama untuk unggas dan ikan.
 
Penulis : Amiruddin
Editor : Red