11 Okt 2024 | Dilihat: 943 Kali

"Jalan Panjang Menuju Otonomi"

noeh21
Mohd Riswan.R. | (Foto Dok Pribadi)
      
Penulis Oleh: Mohd Riswan.R.
Sinabang, 11 Oktober 2024.

 

Bulan Oktober merupakan bulan yang istimewa dan bersejarah bagi rakyat Simeulue, karena pada bulan tersebut tepatnya pada tanggal 12 Oktober 1999, Simeulue resmi menjadi sebuah kabupaten yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri sebagaimana layaknya kabupaten lainnya dan tanggal 12 Oktober 2024 besok Kabupaten Simeulue merayakan Hari Jadi Perak nya Ke-25.


Perjalanan politik rakyat Simeulue menuju rumah tangga otonomi cukup panjang dan menguras banyak energi. Start awal perjuangan tersebut dimulai dengan "Kongres Rakyat Simeulue" pada tanggal 12-14 Juni 1957 di Sinabang yang thema intinya rakyat sepakat ingin status dari kewedanaan berubah menjadi kabupaten yang otonom.Kongres Rakyat Simeulue tersebut diilhami oleh adanya Kongres Rakyat Indonesia Tahun 1956 di Jakarta yang dihadiri oleh satu-satunya utusan dari Simeulue yaitu Alm. Sutan Ruswin.

Panitia Kongres Rakyat Simeulue 1957, terdiri dari:
Ketua                   : Teuku Adnan.
Ketua I                 : Sutan Ruswin.
Ketua II                : Ahmad Noer Alamsyah.
Sekr. Umum        : Mohd Arsin.
Sekrataris I          : Abd. Rahman.K.
Sekretaris II         : Tgk. Mohd Oesoel.
Bendahara          : Ismail SKD.
Wkl Bendahara  : H.Tjut Hasyim.
Pembantu           :  1. Sutan Pangaduan.
                                2. Bagindo Djamaluddin.
                                3. A. Rahman. S.A.

Phase perjuangan kedua yaitu;
"Musyawarah Luan Balu" pada tahun 1963 yang diprakarsai oleh Wedana Tgk. Mohd Rasyidin yang dihadiri oleh para asisten wedana (camat) dan kepala desa. Musyawarah ini fokus kepada masalah pertanian, ekonomi dan pembangunan sebagai wujud kesiapan masyarakat menyongsong peningkatan status Simeulue menjadi kabupaten otonom. Salah satu keputusan musyawarah tersebut adalah; "setiap pemuda yang telah berencana dan akan berumah tangga, diharuskan menanam 10 batang kelapa dan 10 batang cengkeh".

Phase perjuangan ketiga;
Tahun 1980 dilaksanakan "Musyawarah Rakyat Simeulue" yang digagas oleh para tokoh Simeulue, diantaranya adalah H. Di Murthala seorang tokoh muda dan pengusaha muda Aceh pada waktu itu yang juga kelahiran (Suka Makmur) Sinabang. Musyawarah ini turut dihadiri oleh Menteri Pemuda dan Olahraga DR. Abdul Ghafur dan Gubernur Aceh Prof. A. Madjid Ibrahim.


Phase perjuangan keempat;
Dipelopori oleh Pembantu Bupati Wilayah Simeulue Drs. Muhammad Amin pada tahun 1995 bersama tokoh politik, tokoh masyarakat, pengusaha dan pemuda melalui lobi dan pendekatan politik, hingga terbit Peraturan Presiden Nomor: 53 Tahun 1996 tentang Kabupaten Administratif Simeulue dan dilantiknya Drs. Muhammad Amin sebagai Bupati perdana pada tanggal tanggal 27 September 1996 di gedung DPRA Banda Aceh.


Phase perjuangan kelima;
Setelah terjadi pergantian pejabat Bupati Kabupaten Administratif Simeulue dari Drs. Muhammad Amin kepada T.M. Yusuf, S.H. pada tahun 1999, pejabat baru melanjutkan perjuangan pendahulunya dalam mencapai target politik menuju kabupaten otonom. Alhamdulillah,  berkat kebersamaan dengan berbagai komponen masyarakat Simeulue, cita2 tersebut tercapai dengan terbitnya Undang2 Nomor: 48 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Simeulue. Maka jadilah tanggal 12 Oktober 1999 tersebut sebagai "Hari Jadi Kabupaten Simeulue".

"Pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah". Setahun setelah diresmikan sebagai kabupaten otonom, 16 (enam belas) partai politik plus DPD-KNPI Simeulue sepakat menyurati Menteri Dalam Negeri c/q Dirjen PUOD dan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Aceh perihal pembentukan dewan perwakilan rakyat daerah Kabupaten Simeulue.

Dengan surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Aceh Nomor:171.2/442/2000 tanggal 30 November 2000 tentang Peresmian Pengangkatan Keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Simeulue, maka sejak itu resmilah terbentuk lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Simeulue dan selanjutnya pada tanggal 5 Januari 2001 dilantiklah 20 (dua puluh) orang anggota DPRD Kabupaten Simeulue yang perdana oleh Gubernur Kepala Daerah Istimewa Aceh periode 2000-2004, yaitu sebagai berikut;

1. Umar Darwis             (PPP).
  2. M. Saleh A.R.            (PPP).
  3. Ali Hamzah.               (PPP).
  4. Abi Sofyan. SmHk.    (PPP).
  5. Hasan Sanusi.            (PPP).
  6. Kasmanuddin.            (PPP).
  7. Abd. Muis.K.               (PPP).
  8. Rasyidinsyah.HS.       (PDIP).
  9. Rafian. SE.                   (PDIP).
10. T.M.Hasbi Mahmud.   (PAN).
11. Sumardi.                      (PAN).
12. St. Azmi Alamsyah.    (PAN).
13. Azharuddin Agur.SPd (Golkar).
14. Rusman Bismi.            (Golkar).
15. Maryakub.                    (Golkar).
16. Erli Hasyim. S.Ag.       (PBB).
17. Sutan Jarian.               (PBB).
18. Maruddin Hadiar.BBA (PKPI).
19. Zulnasril.                      (TNI/POLRI).
20. Syamsul Alam.            (TNI/POLRI).  
 
Selanjutnya sesuai dengan tahapan dan ketentuan yang ada, maka terpilihlah pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Simeulue;
Ketua         : Azharuddin Agur. SPd. (Golkar).
Wkl Ketua : Umar Darwis.          (PPP).
Wkl Ketua: Rasyidinsyah. HS.   (PDIP).
(Kemudian digantikan oleh Rafian. SE (PDIP), karena Rasyidinsyah. HS. meninggal dunia).

Dengan telah dilantiknya para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Simeulue pada tanggal 5 Januari 2001, maka telah sempurnalah perjuangan rakyat Simeulue menuju cita-cita nya berotonomi yaitu dapat mengatur urusan rumah tangganya sendiri sebagai sebuah kabupaten.

Cukup melelahkan, tetapi itulah sebuah perjuangan yang menghabiskan waktu 42 tahun lamanya sejak 1957 sampai 1999. Al-Fatihah untuk para pejuang otonomi yang telah mendahului kita, rahmat Allah swt dan usia yang berkah bagi mereka yang masih hidup bersama kita. Aamiin. Untuk selanjutnya tinggal tekad dan semangat kebersamaan membangun Simeulue yang membentang luas didepan yang harus diisi oleh tangan-tangan dingin terbaik generasi Simeulue selanjutnya.

Melalui pilkada 27 November 2024 nanti diharapkan akan lahir generasi "Pemimpin" Simeulue yang memiliki rencana program mendasar, tatakelola pemerintahan yang "Baik" dan menjadi pengayom masyarakat, bukan sebagai "Penguasa".

 
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas