14 Mar 2020 | Dilihat: 2031 Kali
Gerak KIA Ladong Terkendala Infrastruktur, Ismail Rasyid Minta Pemerintah Aceh Serius
Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, Aceh Besar. Foto: Dok Humas Pemerintah Aceh.
IJN - Banda Aceh | Pasca diresmikan oleh Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah beberapa waktu lalu, denyut ekonomi dan investasi di Pusat Logistik Berikat (PLB) dan Gudang Terpadu milik PT. Trans Continent yang berada di Kawasan Idustri Aceh (KIA) Ladong, Aceh Besar, nyaris tak terdengar.
CEO Trans Continent, Ismail Rasyid, yang diwawancara Media INDOJAYANEWS.COM pada Jumat 13 Maret 2020, mengatakan bahwa pihaknya sangat serius ingin mengembangkan ekonomi melalui Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong.
Tapi kata Ismail Rasyid, saat ini kondisi KIA Ladong belum bisa beroperasi dengan lancar dan maksimal karena masih minimnya infrastruktur yang dibutuhkan untuk level Kawasan Industri.
"Karena KIA Ladong itu berada dan dikembangkan sebagai salah satu Project strategis Pemda Aceh, dan kami hanyalah salah satu Leading Tenant yang ingin beroperasi disana. Namun, hingga saat ini kami belum bisa bergerak cepat karena infrastruktur dasar belum bisa disebutkan memenuhi kriteria sebagai Kawasan Industri," ungkap Ismail Rasyid.
Pengusaha sukses asal Aceh Utara ini berpendapat, Aceh memiliki prospek dan peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Tapi, siap tidaknya KIA Ladong menyambut investasi dari Uni Emirat Arab (UEA), kembali lagi kepada Pemerintah Aceh.
"Saya harus jujur menyampaikan bahwa itu adalah wewenang dan ranahnya Pemerintah Aceh untuk menjawabnya, bukan kami," ujar Ismail Rasyid.
Ismail Rasyid juga berharap agar semua pihak harus menjaga situasi Aceh tetap kondusif dan mensupport program-program yang baik dari Pemerintah untuk kemaslahatan masyarakat.
Namun, kata dia, pihak Pemerintah juga harus segera melakukan pembenahan dan penataan di internal dalam pelayanan publik, transparansi, infrastruktur, dan kepastian hukum, sehingga implementasinya akan lancar.
"Percuma saja kalo kita mengejar pontang-panting, mendapatkan banyak prospek tapi belum ada terlaksana hanya karena persoalan persoalan kecil dan menghambat, hal ini malah akan menjadi preseden bagi siapapun kedepan," jelasnya.
Ismail Rasyid menuturkan, PT Trans Continent tetap konsisten menghidupkan KIA Ladong, walaupun pergerakannya lambat karena terkendalan infrastruktur. "Kami butuh support semua pihak termasuk media untuk menyampaikan hal-hal yang objective dan positif untuk kemajuan daerah," harapnya.
Dikatakan Calon Kepala BPKS Sabang ini, pembangunan pasti ada tantangannya, dan tidak bisa hanya jadi hanya dilakukan dalam satu malam saja. "Dalam hal ini kami tetap melakukan komunikasi dengan pihak Pemerintah dan koordinasi langsung dengan instansi terkait untuk bisa dilakukan percepatannya," beber Ismail.
Ismail Rasyid juga memaparkan alasan PT Trans Continent tergerak dan memutuskan untuk berinvestasi di Aceh, diantaranya:
"Rasa cinta kepada tanah leluhur, karena Trans Continent sudah berada dan exist di lebih dari 10 propinsi, mengapa tidak melakukan sesuatu untuk kampung halaman sendiri," katanya.
Melihat prospek dan peluang bisnis juga sangat menjanjikan di Aceh dan tidak mustahil bisa digerakkan untuk dibangun kembali secara bersama-sama dengan Pemerintah juga masyarakat agar bisa menuju kemandirian ekonomi.
Alasan lainnya, karean situasi dan kondisi politik serta iklim investasi di Aceh sekarang sudah sangat kondusif, sehingga bisa menjadi salah satu daya tarik bagi investor untuk berinvestasi.
"Dan kami mengharapkan dengan keputusan dan keberanian yang tulus yang sudah kami lakukan sekarang ini, walaupun masih belum seberapa, kami tentunya sangat mengharapkan juga beberapa rekan baik dari orang Aceh sendiri atau yang memiliki kepedulian terhadap Aceh, untuk meyakinkan pihak lain mau berinvestasi di Aceh," jelasnya.
Ia juga mengaharapkan peran serius Pemerintah dan masyarakat untuk keberhasilan ekonomi Aceh kedepan. "Trans Continent, kami mulai semua ini dengan hanya Kepercayaan dan Komitment antara kami dan Pemerintah untuk mulai menggerakkan KIA Ladong," demikian ungkap Ismail Rasyid.
Pnulis: Hidayat. S