27 Mar 2020 | Dilihat: 558 Kali

Covid-19 Membuat Dunia Takut Lebih Dari Perang Nuklir dan Aceh Kembali Pada Masa 80-an

noeh21
Ketua Sekolah Pemimpin Muda Aceh (SPMA) Aceh Barat yang juga Mantan Sekretaris Jenderal DEMA UIN Ar-Raniry 2018, Agus Junaidi.
      
IJN - Banda Aceh | Virus Corona benar-benar membuat masyarakat tidak bisa melakukan apa-apa, seluruh kegiatan diberhentikan kecuali polisi dan para perawat, serta dokter di rumah sakit yang tetap melakukan tugasnya, demikian disampaikan Agus Junaidi, Ketua Sekolah Pemimpin Muda Aceh (SPMA) Aceh Barat yang juga Mantan Sekretaris Jenderal DEMA UIN Ar-Raniry 2018.
 
"Kita tahu semua bahwa virus corona yang asalnya dari China benar-benar berbahaya dan mematikan, dan di Indonesia sendiri sudah termasuk yang banyak positif corona dan ada 50-an yang sudah meninggal dunia akibat corona dan dengan Aceh sendiri sudah ada yang positif dan meninggal dunia pada kamis, 25 Maret lalu,” jelas Agus pada Rilisnya kepada Media, Jum'at 27 Maret 2020. 
 
Dengan adanya Kabar pasien yang meninggal, positif corona di Aceh, membuat seluruh masyarakat Aceh makin resah dan panik.

Baca juga: DPRA: Semua Rumah Sakit Rujukan Harus Siap
 
"Seluruh kota di dunia seperti kota mati, bahkan di Aceh sendiri, dengan adanya surat edaran dari Plt Gubernur Aceh untuk berdiam diri dirumah (Lockdownd). Hal ini tentu sudah sewajarnya untuk berdiam diri dirumah atau biasa disebutkan oleh kaum muda adalah stay at home,” tambah alumni Hukum Tata Negara UIN Ar-Raniry ini.

DPRA: Jika Terlambat Lockdown Pendopo Gubernur dan Rumah DPRA Jadikan rumah sakit Darurat

Pastinya ketika kita berdiam diri saja dirumah tentunya pasti banyak pertanyaan yang ada pada pikiran kaum masyarakat menengah kebawah, jika stay at home cuma satu atau dua hari okelah, bagaimana dengan empat belas (14) hari bahkan baru-baru ini covid 19 makin membuat masyarakat makin resah dan mungkin masa Lockdownd pun diperpanjang.

Cegah COVID-19, PII Banda Aceh Apresiasi Walikota Berikan Bantuan Sembako Untuk Warga
 
"Apa yang bisa dimakan oleh masyarakat, apakah cukup dengan air putih saja ? Tentunya tidak."
 
Nah, Pemerintah Aceh wajib memikirkan hal demikian jangan sampai nanti terjadi yang tidak kita inginkan. Ketika kita menghindari virus corona tapi malah mendapat musibah lain lagi, yaitu mati kelaparan. Ini yang harus dipikirkan oleh pemerintah.

Cegah Penyebaran Covid-19, Kodim 0101/BS Semprot Disinfektan di Kota Banda Aceh
 
“Jika memang pemerintah tidak siap dalam hal ini, konsultasi pada ulama dan Akademisi, karena ide dan gagasan ulama dan Akademisi pasti sangat cemerlang,” kata Agus.

PPNI Langsa Minta Pemerintah Aceh Segera Tetapkan Lockdown
 
Jika hal ini sudah terjadi, tapi tidak juga membuahkan hasil mohon kepada pemerintah untuk membuat satu edaran atau aturan bahwasanya masyarakat menengah keatas untuk menyalurkan sedikit rezeki kepada masyarakat menengah kebawah.
 
Pasti penyalurannya butuh suatu wadah untuk membuat masyarakat menengah keatas percaya dan tidak dibohongi oleh oknum tertentu. 
 
“Mungkin untuk membuat masyarakat percaya langsung saja pemerintah tidak harus membentuk lembaga tapi saya rasa cukup melalui media saja, yang memang selalu pro terhadap rakyat bukan media yang patuh terhadap oknum pemerintah,” tutup Agus yang juga Pemuda Aceh Barat.
 
Penulis : Hendria
Editor    : Mhd Fahmi
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas