IJN - Banda Aceh | Debat publik pertama pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Aceh yang berlangsung di Hotel Amel Convention Hall, Banda Aceh, pada Jumat 25 Oktober 2024, memasuki momen panas saat segmen keempat dan kelima.
Pantauan Kompas.com, pada segmen ini, kedua pasangan calon, Bustami Hamzah-M Fadhil Rahmi dan Muzakir Manaf-Fadhlullah, diberikan kesempatan untuk saling bertanya
Suara sorak-sorai dari masing-masing pendukung tidak dapat dihindarkan meski acara sedang berlangsung
Moderator Frisca Clarissa berupaya meminta penonton untuk tertib selama debat
Pada sesi tanya jawab, pasangan nomor urut 2, Muzakir Manaf (Mualem) dan Fadhlullah, lebih dulu dipersilakan untuk bertanya dengan durasi waktu 60 detik. Mualem mengungkapkan, pelaksanaan syariat Islam di Aceh belum berjalan maksimal. Sebab 18 persen atau 8.906 jiwa penduduk Aceh masih belum mampu membaca Al-Qur'an.
"Bagaimana pendapat paslon nomor urut 1 serta solusi terhadap persoalan ini?" tanya Mualem.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Bustami Hamzah mengakui bahwa masih ada penduduk Aceh yang belum mampu membaca Al-Qur'an, meskipun ia tidak menyebutkan angka persentase.
"Kalaulah masih banyak orang Aceh yang belum mampu baca Al-Qur'an, itu harus kita akui. Justru itu harus kita perkuat lembaga Dayah (Pesantren) dan Dinas Syariat Islam," katanya.
Bustami menambahkan, ke depan, ia akan mendorong pemanfaatan anggaran untuk pemberdayaan masyarakat dan memastikan semua orang mendapatkan pendidikan yang layak hingga ke pelosok desa.
"Yang perlu kita pikirkan ke depan adalah jangan ada lagi orang Aceh yang tidak bisa mengaji," ucapnya.
Sementara itu, calon wakil gubernur dari pasangan Bustami Hamzah, Fadhil Rahmi, menekankan pentingnya menyebarkan guru-guru ngaji di seluruh Aceh
"Ini penting untuk meningkatkan kualitas anak-anak Aceh di bidang tersebut agar membaik," katanya.
Menanggapi jawaban pasangan nomor urut 1, calon wakil gubernur Aceh Fadhlullah menyatakan, jika terpilih dalam kontestasi Pilkada Aceh 2024, mereka akan menyiapkan anggaran khusus untuk guru di balai pengajian.
"Kami menyiapkan anggaran khusus supaya ke depan anak Aceh tidak ada lagi yang tidak bisa membaca Al-Qur'an, mulai dari usia dini sampai lansia. Kami punya program khusus namanya Kartu Santri. Ini yang akan kami berikan kepada mereka yang tidak bisa mengaji, ini adalah produk kami ke depan," ucapnya.
Sumber :
Kompas.com